Jakarta, CNN Indonesia -- Pijat banyak dianggap hanya sebagai gerakan memijat bagian tubuh di kala lelah. Sebagian lain menganggap pijat sebagai sebuah kemewahan setelah berativitas. Menurut praktisi, pijat dan spa juga memiliki manfaat untuk fisik dan psikologi.
"Ada banyak manfaat dari pijat dan spa yang sudah terbukti dalam beberapa penelitian," kata praktisi pijat dan spa Rita Handayani, saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Menurut Rita yang sekaligus Program Development Martha Tilaar Spa ini, melalui sentuhan, pijat dapat mengaktifkan saraf yang ada di kulit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui stimulus pijatan, saraf akan mengantarkan rangsangan ke otak dan mengeluarkan hormon endorfin untuk memberikan sensasi rileks ke seluruh tubuh.
Secara psikologi, pijatan merangsang tubuh melepaskan hormon pereda nyeri yang menyebabkan rasa bahagia. Hormon ini membuat emosi jadi lebih terkendali.
Selain itu, menurut Rita, otak akan memberikan rangsangan kepada organ seperti jantung untuk bekerja lebih efektif dengan memompa darah beroksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
Oksigen dan nutrisi tersebut kemudian menyebar ke seluruh sel dan mengaktifkan metabolisme. Saat metabolisme tinggi, racun dalam tubuh berupa asam laktat penyebab pegal akan pecah dan dibuang lewat urine.
 Rangsangan pada pijat disebut membantu melancarkan pembuangan racun pada tubuh. (Thinkstock/karelnoppe) |
"Pada akhirnya, racun yang biasa ada di getah bening terbawa ke ginjal. Itulah sebab saat selesai pijat biasanya ingin buang air kecil karena banyak tumpukan bahan yang harus dikeluarkan," kata Rita yang memiliki pendidikan fisioterapi ini.
Pijatan juga disebut Rita berpengaruh terhadap penampilan karena mencerahkan kulit yang membuat orang lebih percaya diri.
Menurut Rita, untuk mendapatkan hasil relaksasi maksimal, pijat dilengkapi dengan paket perawatan bernama spa. Spa dan pijat memiliki pendekatan berbeda, yaitu spa mampu memberikan relaksasi menyeluruh melalui lima indra.
"Spa lebih holistis, jadi bukan hanya fisik yang ditangani namun juga dari internal, hingga menyentuh
soul pelanggan," kata Rita.
Lima indra tersebut adalah pengecapan melalui minuman yang tersaji, penglihatan dengan nuansa ruangan, penciuman melalui aroma terapi, dan pendengaran melalui alunan melodi menenangkan.
Dan kulit, sebagai indra perasa dan organ terluas pada tubuh, memberikan kontribusi respon paling besar. Rita beranggapan, kegiatan pijat hanya memenuhi sebatas satu indra yaitu kulit.
"Namun, spa bukan untuk mengatasi penyakit. Tapi dengan pijat, itu bisa mengurangi nyeri kepala," kata Rita.
 Ilustrasi: Aromaterapi jadi salah satu perangsang penciuman dalam spa. (nnoeki/Pixabay) |
"Spa tujuannya lebih ke relaksasi, bukan untuk pengobatan. Makanya, ada batasan titik yang rawan, artinya kalau dikerjakan oleh orang yang tidak berpengetahuan tertentu dapat berbahaya,"
Namun secara teknis, pijat dengan spa pada umumnya tidak berbeda. Rita mengatakan ada teknik yang digunakan secara internasional, yaitu teknik swedish dari Swedia.
Dalam teknik itu, ada lima gerakan, yaitu mengusap, menekan dengan sedikit putaran, gerakan dengan getaran, mencubit, dan memukul dengan hentakan.
Rita mengatakan gerakan ini tidak jauh berbeda dengan yang dikenal dalam pijat tradisional Indonesia hanya berganti nama, seperti gerakan ulat emas, cakar harimau, hingga capit kepiting.
Terlepas jenisnya, Rita beranggapan pijat dan spa sudah jadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Dan kini, harga pijat dan spa bervariasi mulai dari ramah di kantong hingga dapat dijangkau oleh kalangan berduit.
"Kini pijat dan spa sudah jadi kebutuhan, bukan lagi sesuatu yang
lux. Ibarat kata, orang saat ini jajan pekanan bisa dalam bentuk spa." kata Rita.