Barcelona Semakin 'Alergi' dengan Kedatangan Wisatawan

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Kamis, 02 Mar 2017 14:40 WIB
Pemerintah berencana menerapkan aturan baru agar efek negatif dari industri pariwisata tak membuat sulit kehidupan penduduk lokal di Barcelona.
Suasana di Barcelona Plaza. (Wikimedia Commons/Sebastian Schreiber)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah kota Barcelona seakan semakin alergi dengan kedatangan wisatawan. Dilansir dari Travel and Leisure pada Kamis (2/3), setelah melarang pembangunan hotel baru di tengah kota, saat ini mereka berencana untuk menetapkan aturan baru lainnya, agar agar dampak negatif dari industri pariwisata tak merusak harmoni berkehidupan di salah satu kota Spanyol itu.

Tahun lalu, sebanyak 32 juta orang wisatawan datang ke Barcelona. Industri pariwisata memang menjadi salah satu sektor yang menyokong perekonomian mereka, karena menyumbang pendapatan sebanyak 14 persen.


Namun, industri pariwisata juga memberi dampak negatif, seperti naiknya barang kebutuhan dan harga properti, demi mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari wisatawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wali Kota Barcelona, Ada Colau, mengumumkan aturan barunya dalam rancangan yang bertajuk ‘Strategic Plan For Tourism 2020.’

Untuk mengatasi kenaikan harga properti, pemerintah akan menerapkan pajak tinggi terhadap pengusaha tempat penginapan. Pemerintah juga tak akan mengeluarkan izin pembangunan tempat penginapan yang baru.


Tak hanya pengusahanya, wisatawan juga bakal dikenai aturan baru, seperti kenaikan tarif parkir bus wisata, yang akan berpengaruh dengan kenaikan harga tiket bus wisata.

Selain itu, pemerintah juga akan membangun beberapa zona bebas kendaraan dan menertibkan tempat makan yang mengambil lahan pejalan kaki.

Peraturan ketat bagi industri pariwisata ini mulai direncankan setelah pemerintah mendapat banyak kritikan dari penduduk lokal.

Pada Januari, ribuan penduduk melakukan turun ke jalanan di kawasan wisatawan, Las Ramblas, dengan maksud memprotes kenaikan harga akibat maraknya wisatawan yang datang.


“Kami menyadari kalau banyak orang yang mencintai kota kami. Tapi kami merasa seperti di taman hiburan, terlalu banyak tempat makan, penginapan dan sovenir yang berjajar di sepanjang jalan,” kata Deputi Wali Kota, Janet Sanz, seperti yang dikutip dari NPR.

“Banyak orang yang tinggal dan bekerja di sini. Kota ini tak hanya untuk yang datang di akhir pekan,” lanjutnya.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER