Sel Kanker Lebih Cerdas dari Manusia

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2017 06:31 WIB
Perkembangan sel kanker begitu cepat menggerogoti tubuh penderitanya, sehingga Profesor Andrijono, ketua HOGI, menyebut sel kanker lebih cerdas dari manusia.
Kontrol seumur hidup bagi penderita kanker servik. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyakit kanker dikenal sebagai penyakit yang mematikan. Hal itu karena perkembangan sel kanker yang dinilai begitu cepat menggerogoti tubuh penderitanya.

Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Profesor Andrijono menyebut sel kanker lebih cerdas dari manusia. Alasannya, sel kanker dapat mengelabui dengan berpura-pura mati atau bersembunyi di dalam tubuh manusia setelah menjalani terapi.

"Begitu dihajar terapi, sel ini pura-pura mati tapi ketika daya tahan tubuh penderita kanker ini turun, sel tersebut muncul lagi," ujarnya saat diskusi Vaksinasi HPS di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat, Selasa (11/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andrijono mengatakan kemampuan sel kanker dalam memperbaiki diri menjadi ketakutan bagi para dokter. Maka itu, hal ini terus menjadi bahan penelitian para ahli kesehatan. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana mekanisme sel tersebut dapat kebal terhadap terapi.

Biasanya, dia mengatakan, seri pertama dilakukan saat pasien menderita tumor. Ketika terapi dilakukan atau operasi, tubuh dinilai sudah tidak memiliki sel tersebut. Bahkan, sel kanker hanya ada sekitar 10 persen dalam tubuh yang seharusnya dapat dimatikan oleh daya tahan tubuh.

Namun, pertumbuhan sel kanker yang begitu cepat dapat terjadi dalam waktu satu bulan setelah operasi dilakukan.

"Jika sel kanker tumbuh dalam waktu kurang dari enam bulan maka dia resisten dan itu bahaya. Kalau sel kanker tumbuh di atas enam bulan, dia sensitif dan masih bagus karena masih dapat dilakukan terapi lanjutan," ucapnya.

Biasanya, second line atau pilihan kedua menjadi alternatif untuk pasien yang alami penyebaran sel kanker dalam waktu kurang dari enam bulan. Pilihan kedua itu dilakukan dengan mengganti obat dengan harga lebih mahal dan menghilangkan rasa sakit, nyeri, menambah gizi dan stamina bagi pasien.

Kontrol Seumur Hidup

Kontrol rutin tetap harus dilakukan meskipun dokter telah menyatakan tubuhnya nol sel kanker usai operasi atau terapi. Tahun pertama pasca operasi menjadi risiko paling tinggi tumbuhnya sel kanker.

"Biasanya satu tahun pertama harus kontrol setiap bulan. Jika sudah dinyatakan lolos di tahun pertama, kontrol menjadi dua bulan sekali di tahun kedua dan tiga bulan sekali di tahun ketiga, namun kontrol dilakukan seumur hidup," tuturnya.

Selain itu, pasien tidak boleh mengalami infeksi virus yang dapat menurunkan imunitas tubuh seperti, hepatitis dan influenza. Pasien juga harus menghindari kerja terlalu keras yang mengakibatkan kelelahan.

Hal itu karena dapat mempersempit pembuluh darah yang menurunkan daya tahan tubuh. Imunitas menjadi obat paling kuat untuk membunuh sel kanker yang tersisa. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER