Jakarta, CNN Indonesia -- Demi mencegah terjangkitnya kanker serviks, anak-anak perempuan disarankan untuk mendapatkan vaksin HPV. Di negara lain seperti Inggris, vaksin pencegahan kanker serviks ini disarankan bagi anak-anak perempuan usia 8 tahun. Indonesia sendiri sudah mulai menggalakan vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks untuk anak usia sekolah dasar (9-13 tahun).
"Ini dilakukan karena
daya imunitas anak (usia tersebut) masih bagus," kata Prof. Dr. dr. Andriyono, SpOG(K) selaku ketua HOGI.
Namun, vaksinasi ini hanya diberikan kepada anak perempuan, bukan laki-laki. Dr Christian Jessen yang dikenal lewat acara televisi
Embarrassing Bodies mengungkapkan bahwa seharusnya laki-laki juga mendapatkan vaksinasi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini didasarkan pada adanya fakta bahwa sekalipun perempuan yang terjangkit kanker serviks, faktanya, laki-laki juga berpotensi 'membawa' virus ini dan menyebarkannya lewat kontak seksual.
Jessen mengungkapkan bahwa fakta bahwa laki-laki tak diberi vaksin pencegah kanker serviks adalah hal yang bertentangan dengan sistem kesehatan di seluruh dunia yang ingin memerangi HPV.
"Banyak negara yang memberi vaksinasi untuk laki-laki dan perempuan usia 12-13 tahun. Namun di Inggris, NHS memberi prioritas untuk perempuan terkait adanya masalah budget. Hal ini berarti bahwa mereka memberi target khusus pada anak perempuan usia 12-13 tahun, dan juga grup berisiko tinggi seperti kaum homoseksual," katanya.
"Dalam upaya untuk mengurangi transmisi HPV, sangat penting untuk laki-laki dan perempuan mendapatkan vaksin. Ini adalah hal yang penting."
HPV adalah virus penyebab kanker serviks dan memiliki 100 tipe yang berbeda. Sebagian besar di antaranya tidak berbahaya. Namun, beberapa jenis lainnya bisa menyebabkan berbagai jenis kanker termasuk kanker serviks, anal, penis, kepala dan leher.
Strain virus lainnya dari HPV yang berpindah lewat transmisi seksual bisa menyebabkan infeksi di area intim. Ini merupakan penyakit yang sering dialami perempuan Inggris setelah klamidia.
HPV adalah virus yang sangat mudah berpindah. Seseorang tak harus melakukan penetrasi seksual penuh untuk memindahkan virus tersebut. Hanya sekadar sentuhan kulit ke kulit dari satu orang
carrier (pembawa virus), HPV sudah bisa berpindah.
"Virus tersebut hidup di kulit dan area intim. Ini bisa berpindah dengan mudah sekalipun tidak berhubungan seks penuh. Dalam banyak kasus, infeksi HPV tidak menyebabkan gejala dan penyakit karena imun tubuh yang kuat," ucapnya.
"Tapi dalam beberapa kasus, sel tubuh akan berubah dan menjadi sel kanker."
Jessen mengungkapkan bahwa vaksin bisa menawarkan perlindungan 90 persen dari serangan kanker serviks, 90 persen dari kemungkinan kanker anal, 90 persen infeksi organ intin, 85-90 persen kanker vulva, 80-85 persen kanker vagina.
(chs)