Jakarta, CNN Indonesia --
Penambahan jalur dalam acara sport tourism, Tour de Flores 2017, menyebabkan jadwal acara ini diundur. Awalnya, Tour de Flores 2017 akan diselenggarakan tanggal 9 hingga 14 Mei 2017 mendatang. Namun karena jarak tempuhnya ditambah 200 km, acara diundur menjadi tanggal 14 hingga 19 Juli 2017.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Ardu Jelamu mengatakan, panitia sudah sepakat mengubah jadwal dan penambahan jarak lantaran ada perubahan rute baru pada sejumlah titik. Jarak tempuh yang semula 661,5 km, kini ditambah menjadi 808 km.
"Di beberapa rute ada perubahan jalur. Semula kan jalurnya hanya lurus, tapi sekarang memutar, khususnya di Kabupaten Nagekeo, Manggarai Timur, dan Manggarai," ujar Marius, Senin (17/4/2017).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penambahan jarak tersebut berada pada jalur Aigela dan Mbay di Kabupaten Nagekeo, Borong di Kabupaten Manggarai Timur, dan Ruteng di Kabupaten Manggarai.
"Setelah kita lakukan survei sepanjang daratan Flores, mulai dari Kabupaten Lembata, ada enam etape mulai dari Larantuka sampai Labuan Bajodengan. Total jaraknya bertambah, yakni 808 km," tambah Marius.
Survei tersebut juga melibatkan tim dari Kementerian PUPR untuk menghitung biaya dalam melakukan perbaikan jalan, mulai dari Larantuka hingga Labuan Bajo. "Dana yang akan dialokasikan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas jalan berkisar antara Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar," ungkap Marius.
Untuk balap sepeda, peserta yang sudah mendaftar kini telah mencapai 120 orang yang terbagi dalam 13 tim. Dalam satu tim terdapat delapan orang. "Semua peserta yang sudah mendaftar itu berasal dari 30 negara yang sebagian besar berasal dari Eropa," jelas Marius.
Tour de Flores tak hanya berdampak pada arus kunjungan wisatawan yang tinggi, namun ada nilai lainnya seperti diplomasi internasional yang bisa dibangun dengan balap sepeda internasional ini.
Acara Tour de Flores 2017 juga dilengkapi dengan acara lain. Di antaranya bazar pameran produk-produk budaya, pameran kunjungan destinasi wisata yang dikemas dalam paket-paket wisata, dan Gerakan Sejuta Cangkir Kopi. Nantinya masyarakat akan bersama-sama meminum kopi dari ujung Flores Timur hingga Manggarai Barat pada jam yang sama di acara penutupan Tour de Flores 2017.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti berharap, kabupaten serta Provinsi NTT dapat memanfaatkan peluang dan momen ini sebagai daya tarik para wisatawan.
"Untuk menjadi daya tarik tentunya harus jauh-jauh dipersiapkan, dipromosikan, dan dikemas dalam suatu paket dan produk. Harusnya industri juga dapat membantu. Dari sisi pariwisata kita harus ambil peluang karena kita gunakan Tour de Flores sebagai
event untuk menarik wisatawan. Tentunya Tour de Flores ini menurut Esty harus dipromosikan sebelum, saat
event berlangsung, hingga sesudah
event," ujar Esthy.