Konsumsi Antidepresan Saat Hamil Tak Sebabkan Bayi Autisme

Syanne Susita | CNN Indonesia
Kamis, 20 Apr 2017 16:56 WIB
Dua penelitian ilmiah tentang pengaruh antidepresan terhadap ibu hamil yang mengonsumsi di masa awal kehamilan menunjukkan kemungkinan kecil bayi alami autisme.
Mengonsumsi antidepresan di tahap awal kehamilan tidak menyebabkan autisme pada bayi. (Thinkstock/Devonyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dilansir AFP, dua penelitian ilmiah yang dikeluarkan Selasa (18/4) menyebutkan risiko anak mengidap autisme dimana pihak ibu gunakan antidepresan saat hamil justru lebih rendah. Kesimpulan ini sangat berbeda dengan apa yang dipercaya sebelumnya.

Di salah satu penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association ini, 1,5 juta bayi di Swedia dari 1996 hingga 2012 dijadikan subyek penelitian.

Jumlah bayi sebanyak ini menjadi populasi penelitian terbanyak yang pernah digunakan sebagai bahan penelitian pengaruh penggunaan antidepresan selama kehamilan.

Mereka menemukan jika ibu yang menggunakan antidepresan di awal kehamilan tidak menambah risiko autisme pada anak-anak mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penemuan ini berlawanan dengan penelitian sebelumnya. Alasan perbedaan ini datang dari bagaimana para ilmuwan menyesuaikan faktor yang mungkin akan membingungkan.

“Sejauh pengetahuan, ini adalah penelitian terkuat yang menunjukkan antidepresan di awal kehamilan tidak ada hubungannya dengan autisme, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau pertumbuhan janin yang buruk,” ujar Brian D’Onofrio, profesor di Universitas Indiana yang menjadi penulis utama penelitian ini.

“Menyeimbangkan risiko dan keuntungan dari penggunaan antidepresan selama kehamilan adalah keputusan yang sangat sulit dimana setiap wanita harus konsultasi terlebih dahulu dengan dokter,” tambahnya.

Namun, penelitian ini membuka wacana dimana penggunaan obat-obatan ini selama kehamilan ada kemungkinan tidak membahayakan.

Jenis antidepresan yang diteliti adalah selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti Prozac, Zoloft dan Celexa.

Pada penelitian kedua yang dilakukan di Kanada mulai dari tahun 2002 hingga 2010, ditemukan risiko autisme sedikit lebih tinggi di antara 35 ribu anak dari ibu yang mengonsumsi antidepresan.

Namun, secara statistik, risikonya tidaklah terlalu signifikan, setelah dilakukan penyesuaian pada faktor lain seperti genetika dan lingkungan. Sayangnya, kedua studi ini terlalu singkat menunjukkan bukti penyebab dan pengaruhnya.

“Walaupun hubungan sebab akibat tidak dapat diabaikan, studi yang sebelumnya mengobservasi sisi lain yang berasosiasi pada faktor yang lain,” terang penelitian kedua.

Di tahun 2015, penelitian besar-besaran di JAMA, Kanada, berdasarkan pada 145 ribu kehamilan, ditemukan 87 persen risiko yang lebih tinggi bayi alami autisme ketika ibu mengonsumsi antidepresan di periode lanjut kehamilan, yang merupakan waktu penting dalam pertumbuhan janin.

Satu dalam 45 anak didiagnosa dengan gangguan spektrum autisme di AS, menurut penelitian yang dilakukan oleh US Centers for Disease Control and Prevention.

Para ilmuwan masih belum mengerti apa penyebab autisme, walau baik faktor genetik dan lingkungan dipercaya berperan penting. Sementara itu, sekitar 10 persen wanita hamil kini sedang menjalankan perawatan menggunakan antidepresan.

(sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER