Atiek Nur Wahyuni Ingin Beri yang Terbaik Tanpa Jadi Ambisius

Syanne Susita | CNN Indonesia
Sabtu, 22 Apr 2017 12:30 WIB
Menjabat sebagai Presiden Direktur Trans TV dan Trans 7, Atiek Nur Wahyuni memimpin dengan prinsip memberi yang terbaik, tanpa harus jadi ambisius.
Foto: CNN Indonesia/Syanne Susita
Jakarta, CNN Indonesia -- Selalu memberikan yang terbaik menjadi prinsip utama Atiek Nur Wahyuni dalam apa pun yang ia kerjakan, termasuk semasanya merintis jenjang karirnya.

Begitu lulus kuliah, ia mendaftar ke Bimantara Grup dimana kemudian ia memulai kiprah pemasarannya sebagai account executive di RCTI.

Setelah 10 tahun di RCTI, ibu satu anak pindah ke stasiun televisi lain dimana ia ikut membangun Trans TV dari awal. Selama 17 tahun berkiprah di Transmedia, Atiek pun kini menduduki posisi puncak sebagai Presiden Direktur Trans TV dan Trans 7.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya tidak punya cita-cita yang terlalu tinggi. Misalnya, suatu hari saya ingin menjadi CEO. Tetapi, apa yang saya lakukan di tiap tahap kehidupan adalah selalu ingin menjadi yang terbaik, memberikan yang terbaik. Menjadi yang terbaik itu bukan kemudian menjadi ambisius menjalankan segala cara ya,” ungkap Atiek saat ditemui di kantornya di lantai 20 Gedung Trans Media.

Mencintai Pekerjaan sebagai Awal
Selain niat memberi yang terbaik, Atiek juga menyebutkan pentingnya mengerjakan dengan cinta.

“Dimana pun kita bekerja, kita harus mengkaji. Apakah kita mencintai pekerjaan kita? Hidup itu pilihan. Kita mau bekerja atau hanya menjadi ibu rumah tangga. Karena pilihan itu juga mulia. Pilihan itu harus dipilih dan konsisten dijalani. Itu sebabnya juga mengapa bekerja membuat saya bahagia.”

Berdasarkan dua hal itulah, ia pun merasa muatan pekerjaan seberat apapun tidak ia lihat sebagai beban, melainkan sebagai tantangan.

“Jika kita mencintai pekerjaan pilihan kita, beban pekerjaan tidak menjadi tekanan. Tapi, justru menjadi tantangan. Contohnya, pada saat saya diberi target sampai 1 trilyun, saya melihatnya bagaimana saya menaklukan tantangan tersebut. Bahkan, kalau bisa melebihinya menjadi 1,5 trilyun,”

Baginya, bekerja adalah makanan jiwa yang menyenangkan hati dan pikiran. Jadi, saat bekerja, ia tidak melihat ada perbedaan.

Di lingkungan ia bekerja dimana dunia media banyak dikelilingi kaum pria termasuk atasan, mentor dan rekan kerja, ia tidak merasa terintimidasi.

“Sebagai pemimpin, saya tidak pernah melihat gender. Saya suka membangun tim dan menantang mereka agar mereka bisa lebih maju lagi. Saya juga bukan tipikal pemimpin yang one-man show. Kalau seperti itu, untuk apa tim. Lebih baik saya kerjakan sendiri saja!”
Atiek Nur WahyuniFoto: Dok. Transmedia

Inspirasi dari Ibu Sendiri
Gaya kepemimpinan seperti ini ia dapat dari didikan orang tuanya. Berasal dari keluarga 11 bersaudara dimana 6 orang kakak adiknya adalah laki-laki, Atiek terbiasa mempraktekan demokrasi dan kerja sama tim.

“Saya berasal dari keluarga besar dimana orang tua saya selalu mengumpulkan kita jika ada masalah. Kakak, adik atau siapa pun pasti diminta menceritakan apa yang masalah dan cari jalan keluar sama-sama.”

Sang ibu pun menjadi sumber inspirasinya dimana ia banyak belajar dan dididik bagaimana menjadi pemimpin yang baik

“Saya banyak melihat contoh di rumah sendiri. Ibu saya memang seorang ibu rumah tangga tetapi ia bekerja di sektor informal. Mengelola kos-kosan, buka jasa katering, dan di Hari Raya, menerima pesanan kue. Jadi, sebagai perempuan, tidak hanya duduk manis tetapi juga memberi kontribusi dalam keluarga.”

Dukungan keluarga juga ia sebut sebagai salah satu faktor pendukung kemajuan karir hingga seperti sekarang.

Dengan status sebagai orang tua tunggal dimana ia harus membesarkan anak semata wayangnya sendiri dan juga bekerja mencari nafkah bukanlah hal yang mudah diatur.

“Sebagai single parent, saya bertindak sebagai kepala rumah tangga. Makan atau tidak makan, semua saya yang tanggung. Begitu juga untuk membesarkan anak saya. Itu sebabnya, dukungan keluarga sangat penting.”

Jangan Menghalangi Diri Sendiri
Lebih lanjut, Atiek menjelaskan jika wanita sebenarya bisa lebih hebat karena wanita melahirkan anak, wanita juga bisa bekerja.

Wanita dikenal memiliki kemampuan mengelola stress lebih baik dari laki-laki, lebih tahan tekanan dan dalam bekerja, lebih detail. Wanita seharusnya bisa memanfaat potensi yang ada sebagai pendongkrak dirinya lebih maju lagi dan penyeimbang apa yang jadi kekurangannya.

Secara statistik, wanita pekerja ada 100 persen. Tetapi, kenapa begitu untuk wanita posisi puncak (pemimpin wanita), presentasinya mengerucut menjadi hanya 3 persen.

“Kadang, yang menghalangi wanita maju justru dirinya sendiri. Banyak yang membatasi diri, tidak mau mengambil tantangan karena berpikiran, ‘Aduh, gue cewek. Enak tidak ya?’ Padahal, tidak usah merasa seperti itu. Sama, koq!”

Walau belum banyak wanita menjadi pemimpin, Atiek tetap optimis dengan kemajuan wanita Indonesia jaman sekarang.

“Banyak wanita Indonesia sekarang yang sudah memiliki pemikiran sangat maju. Di pemerintahan, porsi pemimpin wanita juga sudah lebih banyak. Dalam bisnis, banyak wanita pengusaha. Dalam perusahaan juga, sudah banyak CEO-nya wanita.”
Atiek Nur WahyuniFoto: Screenshoot via Instagram @atieknw
(sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER