Jakarta, CNN Indonesia -- Dilansir Reuters, para peneliti beranggapan jika wanita yang berhasil hamil setelah selamat berjuang melawan kanker di masa kanak-kanaknya kemungkinan akan mengalami masalah kehamilan dan komplikasi kelahiran jika mereka harus menjalankan radiasi.
Studi mendapati penyitas kanker wanita yang menjalankan radiasi perut lebih dari tiga kali kemungkinan akan mengidap diabetes selama kehamilan. Kondisi yang sama seperti penderita kanker yang sedang menjalankan perawatan tumor.
Setelah radiasi, penyitas kanker ini juga dua kali berpeluang mengalami anemia selama kehamilan.
Penyitas tumor Wilms, jenis langka kanker yang biasa diidap saat masa kanak-kanak, memiliki tiga kali berisko alami tekanan darah tinggi selama kehamilan, jika perawatan yang mereka jalankan termasuk radiasi perut dan panggul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi ini juga menemukan ketika mereka tidak menjalani radisi, para penyitas kanker ini tidak memiliki risiko komplikasi kelahiran layaknya wanita yang tidak pernah kena kanker.
“Satu hal yang melegakan mengetahui jika mayoritas wanita yang selamat berjuang kanker di masa kanak-kanak tidak menambah risiko mengidap spesifik kemunduran hasil komplikasi kehamilan dibanding wanita normal yang juga sedang hamil,” ujar penulis utama Raoul Reulen dari Center for Childhood Cancer Studies di Universitas Birmingham, Inggris.
Penyitas kanker seperti ini telah membaik secara dramatis selama dekade terakhir ini. Dalam catatan para ilmuwan ini, empat dari lima anak yang didiagnosa tumor bisa selamat selama lima tahun terakhir.
“Sangatlah penting wanita yang pernah menjalani perawatan kanker tipe ini dan ingin hamil atau yang sedang hamil memperhatikan perawatan spesifik seperti terapi sinar atau kemoterapi yang pernah mereka jalankan saat masih kanak-kanak. Mendiskusikan implikasi potensial dari perawatan yang akan mereka jalani selama kehamilan dengan dokter kandungan mereka sangatlah penting,” terang Reulen melalui email.
Untuk kepentingan penelitian ini, para peneliti mengkasi data dari total 2.783 kehamilan dimana 1712 adalah penyitas kanker di masa kanak-kanak mereka. Para wanita ini pernah didiagnosa dengan tumr pada saat mereka berumur 14 tahun.
Umumnya, wanita melahirkan pada usia 29 tahun. Mayoritas dari mereka bisa mengalahkan leukemia, tumor sistem otak pusat atau Wilms.
Total 1183 wanita menerima radiasi sebagai bagian dari perawatan kanker mereka dan 205 dari mereka menjalani radiasi perut.
Wanita yang menjalankan radiasi berisiko 46 persen untuk melahirkan dengan cara caesar dibanding wanita hamil yang tidak memiliki kanker. Penyitas kanker yang tidak menjalankan radiasi berisiko 39 persen melahirkan dengan prosedur caesar selektif.
Sementara laju operasi caesar darurat tidak jauh berbeda dengan sejarah kanker.
Sementara studi ini tidak mengontrol pengalaman yang didesain untuk membuktikan apakah radiasi menjadi penyebab komplikasi dalam kehamilan, para penulis memperhatikan ada kemungkinan radiasi menyebabkan kerusakan ginjal yang mengkontribukan anemia dan tingginya tekanan darah, atau bertambahnya risiko diabetes karena membahayakan pankreas.
Yang kurang dari penelitian ini adalah tidak ada data mengenai perawatan radiasi atau kemoterapi yang pasien dapati dan sumber terapi radiasi ini didapat sebagian penyitas kanker ini.
Namun, terang Dr. Daniel Green dari St. Jude Research Hospital di Memphis, studi ini menawarkan pandangan baru mengenai komplikasi kehamilan yang mungkin akan dialami para penyitas kanker masa kanak-kanak.
“Kita tahu kehamilan berkaitan dengan hipertensi setelah radiasi perut dan juga soal diabetes setelah radiasi. Yang kita tidak ketahui adalah meningkatnya risiko anemia selama kehamilan,” terang Green melalui email.
Idealnya, penyitas kanker sebaiknya mempertimbangkan resiko ini sebelum mencoba hamil, terang Dr. Kutluk Oktay, direktur Innovation Institute for Fertility Preservation di New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
“Penyitas kanker sebaiknya mencari evaluasi mengenai kehamilan dari spesialis maternal fetal sebelum mencoba hamil,” terang Oktay melalui email.
(sys)