Jakarta, CNN Indonesia --
Jet lag alias perasaan letih berlebihan yang dirasakan seseorang usai menjalani penerbangan jarak jauh melintasi beberapa zona waktu, menjadi momok menakutkan bagi para pelancong yang gemar berlibur ke luar negeri.
Perbedaan waktu antara negara tempat terakhir singgah dengan negara asal kerap menyebabkan gangguan pola tidur, dan dampak fisik lain bagi yang merasakannya.
Namun, 'penyakit' tersebut kini bisa disembuhkan menggunakan obat tetes mata. Penderitanya tidak perlu lagi melalui penyesuaian pola tidur yang membuat kepala pusing selama beberapa hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah studi yang dilakukan peneliti dari Universitas Edinburgh di Skotlandia menemukan bahwa gangguan pola tidur disebabkan oleh sel-sel di retina mata yang mengirim sinyal cahaya ke bagian otak pusat pengendalian jam biologis manusia.
Penemuan ini menimbulkan harapan bahwa obat tetes mata yang dibuat dengan komposisi zat tertentu bisa membantu mata manusia mengatur sinyal tersebut, hingga akhirnya mengobati
jet lag.
"Kita bisa mencari pola farmakologis untuk memanipulasi jam biologis manusia," ujar Mike Ludwig, Profesor Neurofisiologi Universitas Edinburgh yang memimpin riset tersebut, dikutip dari
Lonely Planet, Senin (22/5).
Ludwig menuturkan, saat ini timnya sedang melakukan serangkaian uji coba atas obat tetes mata anti
jet lag tersebut. Namun, dirinya tidak dapat memastikan kapan obat tersebut bisa terbukti ampuh dan siap dijual ke pasaran.
Sampai obat tersebut tersedia di apotek terdekat, Ludwig menyarankan para pelancong jarak jauh untuk melakukan beberapa tips tradisional untuk menghindari
jet lag.
Diantaranya adalah; membeli tiket pesawat yang terbang di siang hari dari negara keberangkatan, mencoba makan dan tidur selaras dengan zona waktu yang baru, serta menghabiskan waktu di luar rumah untuk merasakan cahaya saat tiba di rumah.
(ard)