Cara Guru Hindarkan Anak dari Seruan Kebencian dan Terorisme

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Jumat, 26 Mei 2017 09:27 WIB
Maraknya kasus terorisme dan video anak yang berteriak soal pembunuhan membuat peran guru dan orangtua makin dibutukan untuk menghindarkan kebencian.
ilustrasi: Guru punya peran penting untuk membantu anak-anak terhindar dari terorisme Zurijeta/Thinkstock
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa waktu belakangan, keamanan dan kenyamanan hidup bermasyarakat serta bernegara di Indonesia tengah diganggu aksi terorisme. Parahnya, bukan mereda aksi terorisme ini justru makin menjadi-jadi.

Kasus bom bunuh diri di Kampung Melayu, aksi geng motor, sampai begal pun meresahkan masyarakat. Bukan hanya terorisme 'fisik,' terorisme dalam bentuk lain juga kerap terjadi, misalnya penyebaran foto-foto korban bom sampai video anak-anak berteriak untuk membunuh seseorang pun terjadi di Indonesia.

Pertanyaan terbesarnya adalah mengapa anak-anak sampai dilibatkan untuk menebar kebencian pada orang lain. Di sinilah peran guru sekolah sangat dibutuhkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru di sekolah terkadang lebih didengar oleh anak saat mereka merasa kebingungan. Dibanding orang tua, guru lebih jarang dibantah anak-anak. Anak-anak usia sekolah sering menjadikan guru sebagai tempat mencari informasi dan pemahaman tentang apa yang sedang terjadi.

Terkait hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan beberapa panduan untuk guru dan kepala sekolah untuk membantu memberikan penjelasan terkait terorisme kepada siswanya.

1. Di sela-sela kegiatan belajar, sebaiknya guru menyediakan waktu untuk bicara dengan siswa tentang terorisme. Gunakanlah bahasa dan gaya menjelaskan yang sesuai dengan pemahaman anak.

2. Berikan penjelasan singat tentang masalah yang terjadi. Berikan juga fakta yang sudah terverifikasi. Jangan berspekulasi, memberi isu, dan rumor.

3. Setelah memberikan penjelasan, beri kesempatan anak untuk mengungkapkan perasaan terkait terorisme. Ajarkan mereka juga untuk bersikap empati serta ajak mereka untuk menyatakan duka cita terhadap hal yang dialami korban dan keluarga.

4. Bantu anak untuk memahami dan mengarahkan kemarahan pada sasaran yang tepat, yaitu pelaku kejahatan. Ajarkan mereka juga untuk tidak mengarahkan kemarahan pada identitas golongan tertentu yang didasarkan pada prasangka.

5. Ajak siswa untuk berpikir positif. Ingatkan mereka bahwa Indonesia telah melewati banyak tragedi dan masalah dengan tegar, gotong royong, persatuan, dan saling menjaga.

  (chs/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER