Jakarta, CNN Indonesia -- Pengenalan akan menstruasi dianjurkan untuk dilakukan sejak dini pada anak perempuan. Ini diharapkan akan membuatnya lebih siap ketika masa menstruasi datang pertama kali.
Seiring dengan peringatan Hari Kebersihan Menstruasi Dunia yang jatuh pada 28 Mei setiap tahunnya, pemahaman akan menstruasi kembali didengungkan. Muhammad Dwi Priangga, dokter spesialis kandungan di Jakarta mengatakan pengenalan menstruasi bisa dilakukan sebelum anak memasuki menarche atau menstruasi pertama.
"Baiknya, pengenalan soal menstruasi dimulai sejak umur 9 tahun, atau kalau tidak salah waktu kelas 5 SD, karena usia ini anak mulai persiapan menarche," kata dokter Angga saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Selasa (30/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menarche, lanjut dokter Angga, pada usia tersebut anak mulai memasuki masa pubertas. Pubertas tidak langsung dimulai dengan menstruasi, tapi adanya perubahan-perubahan fisik. Pada usia 9 tahun, mulai terjadi pertumbuhan payudara dan tumbuhnya bulu-bulu pada kemaluan atau bulu pubis.
Usia 9 tahun juga dianggap ideal karena trennya kini, menarche dialami anak pada usia 11-12 tahun. Dulu, menstruasi pertama dialami anak pada usia SMP, sekitar 13-14 tahun. Menurut dokter Angga, perubahan ini disebabkan oleh asupan gizi yang semakin baik dan faktor lingkungan.
"Faktor lingkungan ini impuls stimulasi dari sekitar misal tontonan di televisi atau Youtube. Tak melulu soal seks tapi juga tontonan dengan alur atau pemikiran orang dewasa," katanya.
Mungkin banyak yang berpikir edukasi soal menstruasi dimulai dari usia SMP, dengan anggapan pada usia ini anak sudah lebih matang secara psikologis. Padahal, kata dokter Angga, hal ini terlambat. Mengenalkan menstruasi sejak dini pada anak, akan membuat mereka bisa mengetahui menstruasi yang normal seperti apa. Sehingga, ketika ada gangguan menstruasi atau kelainan apapun, bisa dilakukan penanganan.
"Kelainan misalnya pubertas dini. Ada kasus, anak usia empat tahun mulai mengalami perubahan fisik. Hal ini diatasi dengan pengobatan hormon untuk menunda perubahan fisik dan menarche. Kalau tidak, hal ini bisa memengaruhi pertumbuhan anak. Misalnya, pertumbuhan tulang jadi terhenti, sehingga postur anak menjadi pendek," jelas dokter Angga.
Sementara itu, ada pula kelainan yang mengakibatkan anak pada usia 16 tahun belum mengalami menstruasi. Dokter Angga mengatakan, sebelum melakukan tindakan, dokter akan mencari tahu penyebab kelainan. Ia memberikan contoh adanya kelainan kromosom, kelainan anatomis misal anak tidak memiliki rahim, dan kelainan hormon.
"Kelainan hormon misal ternyata (anak) tidak menghasilkan hormon estrogen. Ini perlu terapi hormon. Karena jika dibiarkan jangka panjang, ia akan rentan terkena osteoporosis," pungkasnya.
(rah)