Rokan Hilir, CNN Indonesia -- Festival Bakar Tongkang 2017 yang digarap Pemkab Rokan Hilir (Rohil) dan Kementerian Pariwisata berjalan dengan sukses. Festival itu terdengar heboh baik secara online maupun offline.
Puluhan ribu masyarakat tumpah ruah di sepanjang jalan sekitar kelenteng Ing Hok Kiong untuk menyaksikan festival yang sudah ada sejak abad 19 itu. Ritual Bakar Tongkang merupakan acara budaya masyarakat Riau untuk memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa ke tanah Bagansiapiapi pada 1820.
Kolaborasi ‘Indonesia Incorporated’ membuat Festival Bakar Tongkang 2017 yang digelar pada 10-11 Juni 2017 diminati banyak wisatawan mancanegara (wisman). Acara yang akrab disebut Go Gwee Cap Lak ini dihadiri 22 ribu wisman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Luar biasa, tercatat 52 ribu wisatawan hadir, 30 Ribu terdiri dari wisnus dan 22 ribu terdiri dari wisman. Acara yang dikemas dengan hashtag #BakarTongkangFest ini di luar perkiraan kami yang hanya menargetkan sekitar 43 ribu orang. Hotel full booked, juga rumah warga sampai disewakan Rp 4 juta untuk jangka waktu menginap seminggu. Bahkan banyak wisatawan yang rela menginap di Dumai atau Riau, saat baru datang ke tempat acara," kata Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Riau Fahmizal Usman.
Arak-arakan Tongkang yang diiringi tambuk atau simbol yang dipukul bertalu-talu ini kemudian bergerak keluar dari kelenteng tertua di kawasan Pekong Besar, di mana sehari sebelumnya telah dilakukan ritual sembahyang di kelenteng.
Sebelum tongkang dibawa keluar, dilakukan prosesi arak-arakan becak motor (bentor) yang membawa iring-iringan pejabat yang hadir dalam acara ini. Bentor-bentor tersebut membawa Ketua DPR Setya Novanto, Gubernur Riau Arsyad Juliandi Rachman, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuty, Kapolda Riau, Dandrem Riau, Kejati Riau, Bupati dan wali kota se-provinsi Riau, Kepala OPD, dan tokoh Masyarakat Lintas Etnis, agama, serta pemuda se-Kabupaten Rokan Hilir.
Sekitar dua puluh menit berjalan, puluhan ribu orang bergerak menuju tempat pembakaran di jalan perniagaan kota Bagansiapiapi yang menentukan arah tiang tongkang itu jatuh. Momen itu merupakan puncak acara Festival Bakar Tongkang.
Pada event #BakarTongkang kali ini, replika tiang layar tongkang yang dibakar jatuh ke arah laut. Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, arah jatuhnya tiang menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha, serta mata pencarian lebih baik atau lebih banyak datangnya dari laut.
Melihat wisatawan yang rela berdesak-desakan untuk ikut prosesi ritual #BakarTongkangFest ini, Kepala Dinas Pariwista Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Riau, Fahmizal Usman pun menunjukkan kegembiraannya.
Oleh karena itu, Fahmizal meminta perhatian dari pemerintah pusat agar lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur dari Riau menuju Bagansiapiapi dan menjadikanya sebagai destinasi wisata kelas dunia.
"Ini untuk memudahkan datangnya wisatawan ke sini agar menjadi perhatian pemerintah pusat, Sekiranya pembangunan infrastruktur jalan nasional di kota Bagansiapiapi dapat diperbaiki karena ini menjadi akses pintu masuk ke Bagansiapiapi apalagi Rokan Hilir terkenal dengan Festival Bakar Tongkang berkelas dunia," katanya.
Pernyataan Fahmizal ini senada dengan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti. Tak hanya itu, wanita yang akrab disapa Esty itu juga menyoroti pengambangan amenitas di Riau.
"Semangat saya berlipat bila melihat suksesnya acara ini. Kekurangan memang terletak di aksebilitas. Cukup jauh, butuh extra effort menuju Bagansiapiapi dari Pekanbaru. Riau termasuk target Border Tourism kami," ungkapnya.
"Tadi saya berkeliling dengan Kepala Dinas Pariwisata Rohil (Ali Asfar), banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan di sini karena banyak peninggalan bersejarah. Ada rumah masyarakat yang bisa dikembangkan dan dikemas dipadu dengan wisata alam dan wisata buatan untuk jadi daya tarik bagi wisman. Khusus Pulau Jemur potensi ada pada fishing, diving dan penangkaran penyu," sambungnya.
Di lain sisi, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya ikut memantau perkembangan #BakarTongkangFest yang menjadi magnet pariwisata Riau itu. Menurutnya, atraksi di Riau harus diperbanyak agar secara rutin orang-orang bisa berwisata di sana.
"Satu yang saya ingatkan. Semua sektor yang ada hubungannya dengan pariwisata harus ada sinergi antara stakeholder, pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, pers, dan komunitas. Sinergitas Pentahelix ini jadi kunci sukses untuk mengembangkan pariwisata nasional, semua demi terwujudnya target 2019 dengan mendatangkan 20 juta wisman," kata pria asli Banyuwangi itu.
Arief juga memantau saat event festival berbasis budaya ini diramaikan di media sosial dengan #BakarTongkang sebagai pra event. Lalu dihebohkan dengan hashtag #BakarTongkangFest. "Dua duanya menjadi trending topic," jelas Arief.