Nyobeng Sebujit, Ritual Cuci Tengkorak yang Sarat Nilai Luhur

Advertorial | CNN Indonesia
Selasa, 13 Jun 2017 14:21 WIB
Nyobeng Sebujit merupakan tradisi unik yang digelar di Bengkayang, Kalimantan Barat.
Jakarta, CNN Indonesia -- Nyobeng Sebujit merupakan tradisi unik yang digelar di Bengkayang, Kalimantan Barat. Ritual ini diperkirakan akan menarik wisatawan asal Malaysia, mengingat letak Bengkayang yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia.

Atraksi budaya akan berlangsung pada 15-17 Juni 2017. Upacara Nyobeng berpusat di Dusun Hlu Buei, Desa Sebujit, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

“Ritual Nyobeng bukan hanya memandikan tengkorak, melainkan manifestasi dari nilai-nilai yang diyakini masyarakat Dayak Bidayuh," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bengkayang, Made Putra Negara dalam keterangan tertulis, Selasa (13/6/2017).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rangkaian upacara ini memperlihatkan nilai-nilai penghormatan terhadap leluhur, penghargaan terhadap perbedaan, solidaritas sosial, dan ketaatan terhadap adat istiadat.

“Itu semua warisan leluhur yang harus terus dipertahankan dan dikembangkan karena budaya merupakan karakter bangsa kita,” kata dia.

Nyobeng berasal dari kata Nibakng yang merupakan ritual adat ucapan syukur atas panen berlimpah dan juga ritual memandikan kepala hasil ngayau (memotong kepala musuh) dulu.

"Ngayau merupakan tradisi perang dan mengambil kepala musuh untuk dibawa pulang ke desa sebagai bukti kemenangan. Sekarang tradisi me-ngayau sudah tidak dilakukan lagi," ungkap Made.

Tradisi ini dimulai dengan ritual penyambutan, setelah itu kepala akan disimpan di atas bambu yang ada di sebelah balug(rumah adat). Kemudian masyarakat yang ditunjuk sebagai pejuang akan memanjat bambu dengan posisi terbalik, untuk menunjukkan kekuatan mereka.

Setelah itu, kepala akan disimpan di kotak kayu dan diletakkan di atas bumbung balug. Kepala ini diyakini akan menjadi penjaga kampung serta harus dimandikan dan diberi sesaji sebagai bentuk penghormatan.

"Inti ritual ini adalah ucapan syukur kepada Tuhan (Tipaiakng) dalam bahasa suku Dayak Bidayuh, atas berkat panen padi yang melimpah. Ini merupakan tujuan sesungguhnya dari ritual Nyobeng itu sendiri," jelas Made.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, Kabupaten Bengkayang dinilai memiliki daya tarik tersendiri dan sangat strategis untuk pengembangan pembangunan pariwisata berbasis crossborder (perbatasan).

Apalagi sejak Kemenpar menghidupkan crossborder tahun 2016 yang lalu, wilayah perbatasan menjadi destinasi yang lumayan bagus.

“Belajar dari banyak negara di Eropa yang maju karena crossborder,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Tahun ini crossborder area juga menjadi target perolehan wisman. Karena itu, berbagai event digelar untuk menghidupkan wilayah perbatasan dengan berbagai festival.

“Basis budaya itu penting. Ingat, budaya itu semakin dilestarikan semakin menyejahterakan,” ungkap Arief.

"Wisman di crossborder akan segera mengangkat perekonomian rakyatnya terutama masyarakat Bengkayang. Perbatasan yakni halaman depan rumah kita. Untuk Bengkayang, perbaikan infrastruktur harus dilakukan sambil terus berpromosi yang baik untuk pariwisata perbatasan," ucapnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER