Denpasar, CNN Indonesia -- Kementrian Pariwisata (Kemenpar) gelaran Lomba Layang-Layang Bali ke-39 di Pantai Padanggalak, Denpasar.
Deputi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, acara yang digelar pada 8-9 Juli 2017 lalu tersebut merukan wujud pelestarian tradisi masyarakat Bali.
Terlebih masyarakat Bali dikenal sebagai warga yang kreatif dan sangat mempertahankan kesenian daerahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lomba ini diwujudkan untuk menyalurkan kreativitas dan melestarikan serta memaknai tradisi-tradisi sebagai pijakan dalam menghadapi tantangan global bagi masyarakat Bali. Serta sebagai atraksi untuk menarik perhatian wisman,” ujar Esthy dalam rilisnya, Senin (10/7/2017).
Sementara Kabid Wisata Buatan Ni Putu G. Gayatri menambahkan, festival ini bisa terlaksana berkat kerja sama dengan Pengurus Persatuan Layang-Layang Indonesia (PELANGI).
Panitia memastikan jumlah peserta sebanyak 1.000 layang-layang se-Bali dengan kategori lomba anak-anak dan dewasa.
Layangan yang dilombakan terdiri dari berbagai jenis kategori, seperti lomba layangan remaja dan dewasa, lomba layang-layang janggan dan janggan buntut, tradisional Bali dan kreasi baru.
Layang-layang tradisional Bali memiliki ukuran raksasa dan telah berkembang selama bertahun-tahun.
"Setiap kategori remaja memiliki 2 sampai 3 meter bentang sayap. Untuk dewasa 4 sampai 5 meter,
big size 5,5 meter ke atas (bebas). Yang lebih unik, untuk jenis janggan ekor pitanya ada yang mencapai hingga 150 meter,” tuturnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi gelaran lomba layang-layang ke-39 ini. Menurutnya momen ini bertepatan dengan
peak season liburan pada Juli. Oleh karena itu, diprediksi akan dipadati wisatawan.
“Karena pasti akan sangat ramai didatangi turis yang akan memberikan dampak yang sangat positif untuk dunia luar. Setelah acara ini pasti mereka akan mengenang Bali dengan layang-layangnya dan kembali ke Bali," ujarnya.