Jakarta, CNN Indonesia -- Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (AirNav) Indonesia terus memantau peningkatan aktivitas Gunung Agung agar tidak mempengaruhi penerbangan, terutama yang melintasi wilayah udara kawasan timur Pulau Bali.
"Kami akan monitor abu vulkanik secara ketat," Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto di Kabupaten Badung, seperti yang dilansir dari
Antara pada Selasa (19/9).
Saat ini, kata Novie, AirNav Indonesia belum mengeluarkan imbauan kepada maskapai penerbangan, karena wilayah udara di Bali dinilai masih dalam kondisi aman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bandara Ngurah Rai Bali sempat ditutup akibat erupsi Gunung Rinjani pada tahun lalu. (Dok. Istimewa) |
Meski demikian, pihaknya terus memonitor arah angin yang membawa sebaran abu, apabila aktivitas gunung tertinggi di Bali itu semakin tidak stabil.
"Kalau memang arah mengganggu ke bandara tentu dilakukan antisipasi di bandara. Demikian juga rute penerbangan," ujar Novie.
Jika dampak letusan sudah menggangu keamanan udara, maka AirNav Indonesia akan meminta maskapai penerbangan menghindari wilayah udara di atas Gunung Agung, termasuk menghindari sebaran abu vulkanik jika terjadi erupsi.
Polisi dan warga memantau aktifitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (15/9). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) |
“Kalau abu menutup wilayah udara di Bali kami akan tutup bandara. Tetapi saat ini masih terpantau aman," kata Novie.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status aktivitas Gunung Agung dari waspada menjadi siaga, terhitung sejak Senin (18/9) mulai pukul 21.00 WITA.
Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang juga mencatat gempa vulkanik lebih dari 400 kali dalam 24 jam terakhir.
(ard)