Jakarta, CNN Indonesia -- Sebelum menjadi minuman berwarna hitam kecokelatan dengan sensasi pahit dan asam yang khas, biji kopi harus melalui proses sangrai yang dikenal dengan roasting terlebih dahulu.
Secara umum, ada tiga tingkat kematangan roasting biji kopi, yaitu light, medium, dan dark. Meskipun begitu, tidak ada ketentuan khusus bagaimana menyangrai biji kopi yang tepat, semuanya tergantung selera.
Setiap orang punya selera dan taste kopi yang berbeda-beda, dan proses roasting yang berbeda akan menghasilkan rasa kopi yang berbeda pula. Dari satu jenis biji kopi, dengan proses yang berbeda akan menghasilkan rasa yang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mendapatkan rasa kopi yang khas, unik, dan berbeda dari kedai kopi lainnya, beberapa kedai kopi pun memilih untuk melakukan roasting sendiri di kedainya.
Proses roasting ini bukan hanya menghasilkan rasa kopi yang unik, tapi juga menghadirkan sebuah atraksi tersendiri bagi pelanggannya. Aroma kopi yang perlahan-lahan tersangrai juga menjadi 'parfum' tersendiri untuk pelanggannya.
1. Trafique CoffeeAroma wangi kental kopi yang di roast menyerbak di sekitar jalan Hang Tuah Raya. Agak sulit untuk menemukan kedai kopi ini. Pintu besar berwarna kuning menjadi penandanya. Ketika memasuki kedai dinding bercat putih ditemani desain interior sederhana dengan warna yang lembut di mata membuat Trafique Coffee cocok menjadi salah satu kedai kopi yang cocok diunggah ke sosial media.
Bersebelahan dengan ruangan besar khusus untuk menyangrai biji kopi, aromanya tidak sampai masuk ke dalam kedai. Pilihan menu yang disajikan juga beragam, tidak hanya kopi saja.
[Gambas:Instagram]Mencicipi Almond Creme Brulee yang menjadi salah satu signature drinks saat berkunjung ke Trafique Coffee ialah pilihan yang tepat. Pengunjung bisa menikmati rasa Creme Brullee dalam cangkir.
Campuran sirup almond, susu steam, dengan taburan brown dan white sugar yang kemudian dibakar hingga kuning keemasan bak Creme Brulee 'meledak' di lidah. Sensasi manis yang dirasakan cocok untuk pengunjung yang inin mencicipi kopi dengan rasa manis. Merogoh kantong sebesar Rp45 ribu pelanggan sudah bisa menikmati Almond Creme Brulee ini.
Kafe kopi Trafique Coffee tidak hanya menyajikan minuman saja, tapi juga bisa mencicipi cokelat dan teh ditemani pastries. Pengunjung pun bisa mencoba makanan berat beserta kudapan lain, seperti Ring O Ring atau onion ring, ditemani secangkir kopi panas maupun dingin sembari mendengarkan alunan musik yang bergema di dalam kafe.
2. PhilocoffeeTerletak di antara rumah-rumah di jalan Pondok Labu pelanggan harus teliti dalam mencari kedai kopi ini. Bangunan tampak seperti rumah biasa dan tulisan yang sudah memudar di tembok menjadi penandanya. Jika dilihat dari luar kafe kopi ini tidak tampak seperti kafe. Tampak seperti rumah biasa, tapi terdapat kafe kopi di dalamnya.
Warna putih mengelilingi suasana kafe kopi Philocoffee. Cocok menjadi tempat untuk bersantai dengan diri sendiri atau berkumpul bersama teman dan berdiskusi. Sekelilingnya dihias oleh bungkusan biji kopi siap jual hasil sangrai sendiri di Cirendeu dan berbagai buku yang bisa dibaca untuk menemani pelanggan menghabiskan waktunya di Philocoffee.
[Gambas:Instagram]Biji kopi yang disajikan ialah arabika atau robusta yang semua berasal asli dari Indonesia. Pelanggan juga bisa memilih biji kopi yang diinginkan.
Untuk mencicipi kopi tubruk arabika dan robusta, masing-masing Rp10 ribu dan Rp15 ribu. Kopi filter arabika dan robusta menggunakan mesin chemex atau kono meimon dengan Rp15 ribu dan Rp10 ribu.
Espresso arabika sebesar Rp15 ribu dan robusta Rp10 ribu. Pengunjung juga bisa membeli kopi susu seharga Rp15 ribu. Pelanggan juga bisa mencicipi pastries sambil menyeruput pilihan kopi yang diinginkan.
Berbeda dengan kopi filter yang diseduh, kopi filter kafe kopi ini menggunakan teknik tetes yang tentunya juga memberikan rasa yang berbeda.
Biji kopi sangat sensitif, tiap cara pengolahan memberikan rasa yang berbeda dan semua tergantung akan lidah masing-masing. Ketika kopi dihidangkan alas gelas yang berbunyi ‘panjang umur petani kopi Indonesia’ menjadi doa untuk setiap kopi yang dicecap.
3. Kedai Kopi GuyonSalah satu kedai kopi unik di Jakarta karena menjajakan kopi dengan gerobak yang 'dikawinkan' dengan vespa. Kedai kopi yang terletak di pinggir jalan Fatmawati ini mulai beraktivitas pukul sepuluh malam dan menutup hari pukul empat subuh. Semakin malam pelanggan pun semakin banyak. Suasana santai di pinggir jalan cocok untuk menjadi tempat kongko bersama teman ditemani barista yang ramah. Kedai ini sudah memiliki pelanggan tetap yang setia mengunjungi ketika malam tiba. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk mengundang pelanggan baru.
[Gambas:Instagram]'Guyon' berasal dari kata guyonan memiliki arti sebagai candaan, menjadi harapan untuk membawa kebahagiaan. Ingin menciptakan rasa yang khas menjadi alasan melakukan proses sangrai sendiri. Biji kopi yang dijajakan ialah arabika karena rasanya yang lebih kompleks daripada robusta.
Berbeda dengan kedai kopi lainnya yang melakukan tempat roasting biji kopi di lokasi yang sama. Biji kopi yang diolah Kedai Kopi Guyon melalui proses roasting di rumah pemilik kedai kopi, Ego.
Pelanggan bisa memilih biji kopi arabica asal mana yang ingin dicicipi . Bisa disajikan dengan gaya kopi filter maupun tubruk dengan harga masing-masing Rp15 ribu dan Rp10 ribu. Untuk kopi filter mula-mula biji kopi ditakar sebanyak 18 gram, kemudian dihaluskan. Setelah itu biji kopi yang telah halus pun diseduh.
4. Wisang KopiKedai kopi dengan logo kucing berkacamata yang sedang menyesap kopi ini juga menyangrai biji kopinya sendiri dengan level
medium to dark. Ketika memasuki kedai mesin roasting biji kopi bisa ditemukan dekat pintu masuk kedai. Pelanggan bisa memilih biji kopi yang diinginkan. Mulai dari rasa biji kopi yang ‘tipis’ hingga ‘tebal’. Biji kopi yang dihidangkan pun tentu saja asli Indonesia.
Jika pelanggan tidak terlalu menyukai rasa kopi hitam yang pahit, bisa mencoba biji kopi sunda honey. Namun, jika menginginkan sensasi yang lebih tebal bisa mencicipi Flores Poco Mbohang. Kopi hitam bisa disiapkan dengan gaya filter, japanese iced coffee, dan es kopi lemon, masing-masing Rp20 ribu.
Pengunjung juga bisa menyeruput kopi susu, es kopi susu wisang Rp20 ribu, es kopi susu agar Rp23 ribu, dan es kopi susu alpukat yang juga seharga Rp23 ribu.
[Gambas:Instagram] Meskipun kedai kopi yang terletak di jalan Abdul Majid Raya No.67 ini tidak terlalu besar, pelanggan bisa memilih untuk duduk di luar maupun di dalam kedai. Ukuran tempat tidak menjadi masalah karena rasa kopi yang menjadi pilihan pertama, terlebih lagi jika mencicipinya bersama teman. Kedai kopi yang memulai hari pukul 12.00 WIB - 02.00 dini hari subuh ini juga menjual hasil sangrai biji kopinya.
5. Jakarta Coffee HouseDisambut dengan pintu berwarna cokelat, nuansa hangat dengan interior berbahan kayu menggambarkan nuansa Jakarta Coffee House di Jl. Cipete Raya No.2. Mesin roast biji kopi pun bisa ditemui di bagian depan ruangan. Biji kopi arabika yang digunakan pun asli dari Indonesia, seperti aceh gayo, java raung, bali, mandaling, lintong, pengelengan, ciwangi, toraja, dan si petung.
[Gambas:Instagram]Si pentung yang berasal dari Jawa Timur menjadi biji kopi khas JHC. Setelah disajikan dalam cangkir kecil dan masih panas, aroma serta wangi kopi sangat kental di hidung. Rasa kopi tidak terlalu pahit, tapi tetap memiliki sensasi asam dan pahit yang meninggalkan after taste di mulut. Untuk mencicipi Si Petung bisa menyiapkan uang sebesar Rp40 ribu. Untuk kopi hitam pelanggan bisa menyiapkan uang sebesar Rp26 ribu dan Rp100 ribu untuk kopi Luwak.
Tidak ingin mencicipi kopi hitam saja, pelanggan bisa mencicipi espresso, macchiato, americano, cafe latte, greentea latte, taro latte dan capucinno. Masing-masing dengan harga mulai dari Rp24 ribu hingga Rp33 ribu. Tidak ingin minuman berbahan dasar kopi pengunjung bisa mencoba teh atau cokelat. Tentu saja dengan cita rasa khas JHC sendiri.
Suasana dalam kafe kopi yang tenang cocok untuk pengunjung yang ingin mencari ketenangan di tengah sibuknya Jakarta. Ditemani kompilasi musik classic rock yang bergema secara samar-samar menjadi estetik pelengkap yang tepat untuk menyeruput secangkir kopi hangat.