Anak Gizi Buruk Tak Selalu Kurus dan 'Kurang Gizi'

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Sabtu, 27 Jan 2018 06:01 WIB
Gizi buruk ternyata tak hanya disebabkan oleh kurangnya nutrisi berupa karbohidrat kompleks, protein, dan serat, tapi juga kelebihan gula, garam dan lemak.
Ilustrasi: Gizi buruk ternyata tak hanya disebabkan oleh kurangnya nutrisi berupa karbohidrat kompleks, protein, dan serat, tapi juga kelebihan gula, garam dan lemak. (Thinkstock/DAJ)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gizi buruk ternyata tak hanya disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi berupa karbohidrat kompleks, protein, dan serat. Tapi juga karena kelebihan gula, garam dan lemak.

Gula, garam, dan lemak yang banyak terkandung dalam makanan sehari-hari sangat berpengaruh terhadap gizi dan kesehatan anak.

Profesor Ahli Gizi IPB Dodik Iriawan menjelaskan bahwa malnutrisi bisa terjadi karena kadar gula, garam, dan lemak yang tidak sesuai dalam tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kadar gula, garam dan lemak yang berlebih bisa mengakibatkan masalah gizi pada anak yakni kelebihan berat badan atau obesitas," kata Dodik dalam diskusi memperingati Hari Gizi Nasional bersama Muslimat Nadhlatul Ulama di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sebanyak 1,3 persen anak usia 0-5 tahun mengalami kelebihan gula, 10 persen kelebihan garam, dan 11,7 persen kelebihan lemak.

Pada usia 5-12 tahun, jumlah tersebut meningkat menjadi 1,6 persen anak kelebihan gula, 24,6 persen kelebihan garam, dan 30,3 persen kelebihan lemak.

Menurut Dodik, kelebihan gula berbanding lurus dengan kenaikan berat badan yang mengakibatkan obesitas. Selain obesitas, makanan manis juga berisiko membuat gigi menjadi rusak.

"Sudah banyak riset minuman yang manis membuat kecenderungan bertambah berat badan menjadi obesitas," kata Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB ini.


Kandungan gula ini banyak terkandung dalam makanan anak-anak seperti jelly, sirup, cokelat, madu, permen, selai, gula pasir, gula merah, dan pemanis.

Sementara itu, kelebihan zat natrium dari garam bakal membuat tekanan darah menjadi tinggi. Pada tingkat ekstrem kelebihan garam membuat bisa mengakibatkan penyakit stroke dan kardiovaskular.

"Ini banyak ditemukan pada makanan kemasan yang gurih dan dinikmati anak-anak ternyata lebih dari ketentuan, seperti yang mengandung MSG dan kentang goreng," ucap Dodik.

Dodik mencontohkan makanan sumber garam itu di antaranya bumbu, serealia, daging dan olahannya.

Kelebihan lemak

Sedangkan lemak merupakan penyumbang tertinggi untuk kenaikan berat badan yang berlebih pada anak. Dodik menyebut kenaikan berat badan dipengaruhi oleh makanan yang tinggi lemak, tinggi garam dan rendah serat.

Lemak itu bersumber dari daging, minyak, makanan komposit, sereali, kacang-kacangan, jeroan, dan telur.


Agar anak tak menjadi obesitas, Dodik menyarankan untuk mengonsumsi gula maksimal empat sendok makan, garam satu sendok teh dan lemak lima sendok makan.

"Takarannya gula, garam dan lemak itu 4:1:5, ini yang harus diingat," ujarnya.

Takaran ini juga sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan tentang konsumsi gula yang tak lebih dari 50 gram, natrium tidak lebih 2 gram dan lemak tidak lebih dari 67 gram per hari. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER