Jakarta, CNN Indonesia -- Para ahli baru saja menemukan tes darah yang dapat mendeteksi Alzheimer hingga 20 tahun sebelum gejala mulai terlihat. Selama ini, Alzheimer atau penyakit progresif yang menghilangkan memori dan fungsi mental itu baru terdeteksi di usia tua atau saat gejala mulai merebak. Pengujian Alzheimer biasanya dilakukan menggunakan metode PET Scans yang mahal dan menyakitkan.
Kolaborasi ilmuwan dari Jepang dan Australia itu berhasil mengembangkan tes darah sederhana dan terjangkau untuk mendiagnosis Alzheimer.
"Kita bisa menggunakan metode ini secara luas dalam pemeriksaan kesehatan untuk orang tua dan jika memungkinkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit Alzheimer," kata Direktur Jenderal Research Institute of the National Center for Geriatrics and Gerontology Katsuhiko Yanagisawa, seperti dikutip dari Japan Times, baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim peneliti yang termasuk pemenang nobel kimia Koichi Tanaka itu menyatakan uji darah ini menggunakan metode yang memeriksa protein amyloid-beta dalam otak.
Protein ini dipercaya berhubungan dengan penyakit Alzheimer. Penumpukan protein yang tidak normal itu disebut sebagai salah satu penyebab berkembangnya Alzherimer.
Menurut studi itu, amyloid-beta mulai terakumulasi di otak sekitar 20 hingga 30 tahun sebelum Alzheimer berjangkit. Jika pertumbuhan protein ini diketahui sedini mungkin, maka peneliti berpendapat Alzheimer bisa diantisipasi.
Tim peneliti juga mencocokkan hasil uji tes ini dengan tes menggunakan PET Scans. Hasilnya, 90 persen hasil studi ini sama dengan hasil PET Scans. Riset ini dilakukan terhadap 231 orang di Jepang dan Australia yang berusia 60-90 tahun, terdiri dari penderita Alzheimer dan orang sehat.
Di sisi lain, penemuan baru ini juga menimbulkan pro dan kontra. Selain bisa mendapat perawatan sedini mungkin, beberapa orang berpendapat mengetahui diagnosis dini justru menimbulkan keputusasaan bagi pasien dan keluarga lantaran Alzheimer tak bisa disembuhkan.
Namun, ketua
support groups bagi keluarga dan penderita Alzheimer di Kakogawa, Jepang, Masami Yoshida berpendapat diagnosis awal justru dapat memberikan keuntungan.
"Diagnosis awal berarti perawatan sedini mungkin. Dan keluarga bosa menyiapkan gaya hidup dan lingkungan baru yang lebih baik secara mental dan fisik," kata Yoshida dikutip dari
Japan Times.Alzheimer merupakan tipe penyakit demensia yang mempengaruhi ingatan dan kemampuan kognitif lainnya. Sejauh ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan Alzheimer, namun beberapa obat bisa memperlambat gejala Alzheimer.
(rah)