CATATAN PERJALANAN

'Jejak Serigala' di Kota Abadi Roma

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Minggu, 18 Mar 2018 09:39 WIB
Bangunan-bangunan yang masih tegak berdiri sejak zaman Kekaisaran Romawi masih terasa kental di berbagai sudut kota Roma.
Objek wisata bersejarah Kuil Pantheon di Roma. (AFP PHOTO / ANDREAS SOLARO)
Roma, CNN Indonesia -- Dua klub sepak bola, AS Roma dan Lazio menjadi nama yang terlintas dalam benak saya ketika pertama kali menyebut kota Roma. Selain menjadi 'kandang' bagi kedua klub besar di Liga Italia, Roma sebenarnya menyimpan keindahannya tersendiri.

Bangunan-bangunan yang masih tegak berdiri sejak zaman Kekaisaran Romawi masih terasa kental di berbagai sudut kota Roma.

Setelah mengantongi visa Schengen, saya berangkat dari Jakarta menuju Roma dengan menumpang pesawat Turkish Airlines.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua pertiga perjalanan ke Roma, saya singgah di Istanbul selama tiga jam untuk meneruskan terbang kembali selama dua jam ke Bandara Internasional Leonardo da Vinci-Fiumicino, Roma.

Ketika tiba pada pukul 10.30 waktu setempat, hawa dingin langsung terasa menembus tulang dan matahari hanya sedikit menampakkan sinarnya. Maklum, saat itu masih musim dingin meski salju tidak turun dan hujan sesekali membasahi kota.

Suhu di Roma pada bulan Februari berkisar 4 derajat Celcius pada pagi hari, beranjak naik hingga 12 derajat Celcius di siang hari dan kembali dingin di sore dan malam hari.

Berbeda dengan bandara di kota besar pada umumnya, suasana di Fiumicino terhitung sangat sepi untuk menerima kedatangan wisatawan.

Tak mengherankan, lantaran Roma kerap sebatas jadi kota transit bagi wisatawan untuk menjelajah belahan Italia lainnya seperti Venice dan kota fashion, Milan.

'Jejak Serigala' di Kota Abadi RomaBandara Internasional Leonardo da Vinci-Fiumicino. (CNN Indonesia/Ervina Anggraini)

Bersambung ke halaman berikutnya...

Hari pertama di Roma

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER