Jakarta, CNN Indonesia -- Mendapat teman baru saat berwisata tentu saja menjadi hal yang membahagiakan. Walau tetap harus waspada dengan kehadiran orang baru yang sok akrab, namun menurut pembaca situs
Rough Guides sebenarnya ada beberapa negara yang penduduk lokalnya sangat ramah terhadap turis.
Daftar ini dirilis berdasarkan hasil survey pembaca mereka sepanjang tahun lalu. Yang membanggakan, Indonesia berada di peringkat ke-enam:
10. Bolivia
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara di Amerika Selatan ini mendapat predikat paling tak ramah turis selama beberapa tahun, sebelum akhirnya dipilih oleh pembaca Rough Guides sebagai paling ramah turis di peringkat buncit.
Dari saran para pembaca, salah satu kunci untuk diterima masyarakat lokal di sini ialah mengajak mereka berbincang dengan bahasa lokal, walau hanya mengucapkan salam (
cómo es') atau berterimakasih (
gracias).
9. FinlandiaTahun ini, Finlandia terpilih sebagai
negara paling bahagia. Tapi untuk urusan turis, negara ini harus "mengalah" dengan sejumlah negara lain yang juga sangat ramah turis.
Penduduk Finlandia sangat gemar bersauna. Jadi, salah satu cara "mengambil hati" penduduk di sana ialah dengan tak menolak undangan bersauna bersama mereka.
8. MyanmarMyanmar sempat menjadi negara yang terisolasi dari dunia internasional selama beberapa dekade. Saat ini, industri pariwisata semakin berkembang di sana, terbukti dengan turis yang selalu disambut ramah oleh penduduk lokalnya.
Tak percaya? Silakan datang ke kedai teh tradisional mereka. Dijamin turis akan disambut hangat dan diajak berbincang bak kawan lama.
[Gambas:Instagram]7. KenyaMendengar nama Afrika pasti sebagian besar turis langsung membayangkan kering yang terik. Tapi di Kenya, masih banyak lahan hijau yang dibingkai pegunungan dan perairan, sehingga udaranya terbilang lebih sejuk.
Di negara ini juga masih bermukim lebih dari 40 suku adat yang memiliki beragam tradisi unik, dengan benang merah menyambut tamu dengan meriah.
Penduduk lokal di Kenya berbahasa Swahili dan sebagian mulai bisa berbahasa Inggris, jadi coba saja berbincang singkat dengan mereka saat bertemu di tempat makan atau objek wisata.
6. IndonesiaBanyak yang menduga kalau suhu tropis menjadi alasan penduduk Indonesia ramah dan hangat kepada pendatang.
Sebelum turis mengenalkan diri, biasanya penduduk lokal memang lebih sering membuka pembicaraan lebih dulu, sehingga tak terjadi kekakuan suasana.
Ditambah lagi, banyak penduduk dari Sabang sampai Merauke yang mulai menguasai bahasa Inggris dasar.
5. JepangMendarat di Jepang bagai menjejakan kaki di planet baru, karena negara ini sarat teknologi dan segala keanehannya yang unik.
Penduduk Jepang memang tak semuanya fasih berbahasa Inggris, terutama generasi tua. Namun, sebisa mungkin mereka akan membantu turis yang tersesat, dengan cara mengantarkan ke tempat yang dituju atau menunjukkan arah dengan "bahasa Tarzan".
4. KolombiaBerkembangnya industri pariwisata pelan-pelan mengubah nasib kelam Kolombia yang telah lama diselimuti sejarah kelam
geng narkoba.
Penduduk lokal di sana sangat ramah menyambut turis dengan menawarkan segala barang dan jasa berharga terjangkau. Alasannya, agar turis tak kapok datang dan perekonomian mereka kembali cerah.
[Gambas:Instagram]3. UgandaDisebut 'Permata Afrika' oleh Winston Churchill, negara ini memiliki kekayaan alam yang tak jauh berbeda dengan Kenya: indah dan kaya.
Setelah bertahun-tahun didera konflik, saat ini Uganda kembali membuka pintu untuk turis.
Gorila menjadi salah satu pemandangan menarik saat berkunjung ke sana.
2. IndiaTuris yang sudah bolak-balik ke India berani menjamin bahwa Delhi dan Mumbai adalah tempat terbaik untuk menambah teman, karena penduduk lokal pasti akan menyapa turis dengan hangat.
Selain menyapa, penduduk lokal juga tak segan meminta foto dengan turis untuk kenang-kenangan, apalagi jika turis berasal dari negara yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.
1. EthiopiaEthiopia punya tradisi unik untuk menyambut tamu, yakni menjamu mereka untuk menyaksikan proses penyeduhan biji kopi hingga menjadi minuman.
Prosesnya bisa sekitar satu jam, tapi turis yang mendapat undangan menyaksikan prosesi ini sudah pasti dianggap sebagai tamu istimewa.
[Gambas:Instagram] (ard)