Jakarta, CNN Indonesia -- Segelas teh dengan warna cokelat yang pekat dan segar dengan tambahan es pasti bisa menyegarkan siang hari yang panas.
Tak ada yang menyangkal kesegaran 'minuman klasik' yang disukai banyak orang ini. Hanya saja kenyataannya di masa kini, es teh ternyata tak lagi berwarna cokelat saja.
Seiring waktu, pengusaha kuliner meracik berbagai varian baru dari segelas teh. Tambahan 'bumbu,' teknik racikan, dan ramuan lainnya membuat teh kekinian jadi lebih berwarna. Tapi ini bukan juga soal teh hijau atau pun teh putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kombinasi teh dengan keju memang terlihat tak cocok. Namun jangan salah sangka dan berpikir negatif dulu soal ini.
Kenyataannya campuran teh dengan krim keju justru tengah jadi tren yang digandrungi anak muda. Otaru adalah salah satu gerai teh keju yang punya kombinasi teh keju unik.
Salah satu yang saya cicipi adalah varian teh cokelat keju dan teh keju original. Kombinasi teh, cokelat, dan keju ternyata terasa enak. Rasa eneg yang awalnya saya bayangkan ternyata sama sekali tak terasa.
Krim keju di dalam campuran tehnya tak memberikan rasa sama sekali, melainkan hanya memberikan tekstur yang lebih padat yang lembut seperti layaknya milkshake. Rasa teh yang ditambahkan masih cukup terasa kuat namun tak over, mungkin karena penggunaan teh melati di dalamnya sehingga rasanya cukup kuat.
Sayangnya, kombinasi cokelat di dalamnya sedikit 'tak berguna' untuk rasanya. Akan tetapi cokelat bubuk yang ditambah di dalamnya membuat warnanya jadi lebih menarik dan tak terlalu pucat.
Segelas es teh cokelat keju ini cocok dinikmati dengan bersama dengan tambahan egg tart. Namun daripada memilih egg tart yang manis, sebaiknya pilih egg tart dengan rasa original atau asin. Bagi penggemar drama Korea, teh yuzu pasti bukan hal yang asing. Teh yuzu sendiri adalah nama lain dari teh kulit jeruk yuzu.
Teh ini dikenal sebagai yuja tea, dan disajikan dengan menambahkan air panas dengan yuja cheong.
Tehnya sendiri tak berwarna cokelat seperti teh dari daun teh melainkan berwarna kekuningan seperti jeruk. Jenis 'teh' yang satu ini sebenarnya bukanlah es teh yang sebenarnya. Long island ice tea ini merupakan salah satu jenis minuman beralkohol.
'Es teh' ini berasal dari campuran vodka, tequila, light rum, triple sec, gin, dan cola.
Penambahan cola ke dalamnya memberikan warna kecokelatan sehingga menyerupai segelas es teh.
Namun long island ice tea yang cukup unik saya rasakan di Sasazu restaurant, Bratislava, Slovakia. Long island ice tea-nya tak berwarna kecokelatan seperti jenis 'es teh' beralkohol pada umumnya.
Long island ice tea di restoran ini disajikan dalam dua botol kecil yang berbeda dan diletakkan di atas serutan es batu. Untuk menikmatinya, Anda harus meracik sendiri rasio dari minuman biru dalam botol dengan minuman beralkohol lainnya yang berwarna oranye di botol lain.
Bagi Anda yang tak kuat minum, campuran long island ice tea ini terasa cukup kuat karena kandungan vodka dan tequila di dalamnya. Tentu saja, kalau varian yang satu ini tak akan ada campuran teh di dalamnya. Pernah lihat minuman berwarna biru? atau mungkin teh warna biru? Esti buatan Caffeine Lab di kawasan Thamrin, Jakarta ini ternyata berwarna biru.
Disajikan dingin dalam ukuran gelas yang cukup besar, Esti -nama varian teh biru- ini memiliki dua warna yang menarik, biru dan oranye.
Komposisi warna biru lebih mendominasi dibanding warna oranye. Namun terlihat dari tampilannya, 'cairan' berwarna oranye ini jauh lebih kental dan berat dibanding 'cairan' biru cerah yang transparan. Persis seperti teh dan larutan gulanya, terpisah sempurna berdasar berat massa jenisnya.
'Cairan' biru ini merupakan 'bagian' tehnya. Sedangkan bagian yang berwarna oranye berfungsi sebagai larutan gulanya.
Untuk mendapatkan warna biru, 'teh' yang dipakai ternyata berasal dari butterpea tea. Dalam bahasa Indonesia, butterpea ini disebut sebagai kembang telang. Seperti diketahui, kembang telang memang sering jadi pewarna makanan alami.
Larutan gula oranye di bawahnya dibuat dari sirup gula jeruk, persis seperti yuja cheong atau yuja tea. Ketika dinikmati dan dicampur jadi satu, warna biru dan oranye mendadak berubah jadi warna ungu muda. Tehnya pun lebih terasa seperti sirup jeruk yang manis asam segar.
Esti ini paling enak disantap dengan tambahan croissant almond yang punya tekstur garing lembut dan manis. Varian teh yang satu ini mungkin terdengar seperti minuman candaan. Namun di masa kini ternyata sudah berhasil diciptakan oleh koki molecular gastronomy Adrian Ishak di Namaaz Dining.
Disajikan dalam gelas kecil, minuman ini juga disajikan dalam ukuran yang kecil juga.
Di dalam gelasnya, minuman ini terbagi menjadi dua sisi sama besar, bagian panas dan dingin. Namun di dalam gelas ini tak ada bagian yang memisahkan keduanya.
Cairan teh panas dan dingin ini menyatu dalam satu bagian namun terpisah suhu.
Adrian meminta saya untuk minum es teh hangat ini di bagian tengah gelas. Dengan cara ini, kata dia, saya bisa merasakan perbedaan suhu teh molecular gastronomy ini. Namun hati-hati, teh panasnya sedikit bisa membakar lida