Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Raya Lebaran menjadi momentum umat Islam di Indonesia untuk mudik ke kampung halaman. Setiap tahunnya, jumlah pemudik di Tanah Air selalu meningkat. Pemerintah pun berusaha membangun fasilitas dan layanan yang memudahkan mereka untuk sampai ke kampung halaman, baik lewat darat, air sampai udara.
Diperkirakan arus mudik Lebaran tahun ini meningkat 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Maka diprediksi jumlah kendaraan mudik yang masuk di gerbang tol (GT) Cikarang Utama (Cikarut) mencapai 1.014.436 unit kendaraan.
Dipastikan akan terjadi kepadatan yang luar biasa dibanding tahun sebelumnya. Apalagi ada sejumlah titik penyempitan di ruas tol akibat proyek pembangunan tol layang, LRT dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai contoh, GT Cikarut di ruas Tol Jakarta-Cikampek mempunyai kapasitas menampung arus 144.000 kendaraan per hari dan sepanjang tahun 2018 dilalui rata-rata 68.616 kendaraan per hari.
Namun pada puncak arus mudik tahun 2018 diperkirakan akan dilalui 116.270 kendaraan atau 69 persen dari beban hariannya.
Tanpa adanya rekayasa untuk mengurangi jumlah kendaraan yang masuk tol maka bisa terjadi kemacetan parah yang pernah terjadi di tahun 2016.
Buka-tutup di pintu tol kemungkinan akan diberlakukan untuk mencegah penumpukan yang berlebihan pada puncak mudik.
Pemerintah berupaya membuat sebaran mudik yang lebih merata mulai H-7 sampai H-1 demi mengurai kemacetan selama Hari Raya Lebaran.
Langkah yang diambil oleh pemerintah adalah dengan penambahan cuti bersama selama tiga hari pada perayaan Idul Fitri tahun ini, yakni pada 11, 12, dan 20 Juni 2018.
Dengan adanya cuti tambahan, Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin meyakini tahun ini tidak terjadi kepadatan lalu lintas yang parah saat arus mudik. Karena menurutnya hal itu berpengaruh terhadap perencanaan tradisi perjalanan pulang kampung.
Jalan non tol layak dilalui pemudikSebagian besar pemudik lebih menyukai menggunakan jalur tol dibanding jalan non tol. Hal itu dikarenakan mereka tidak paham jalur konvensional, malas berbarengan dengan pemudik dengan sepeda motor, menghindari pasar tradisonal, dan berpikir jalur non tol masih belum mulus.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau agar pemudik juga menggunakan jalan non tol untuk mudik, karena tahun ini kondisi jalan non tol yang menghubungkan Jakarta hingga Surabaya--baik jalur utara maupun selatan, disebutnya layak dilalui pemudik.
"Jalan nasional non tol siap dilalui pemudik dengan kondisi yang bagus dan aman dilalui," kata Menteri Budi, seperti yang diberitakan oleh Antara, Rabu (9/5).
Budi menginginkan sejumlah jalur alternatif bisa digunakan maksimal sehingga mengurangi kepadatan di Jalur Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Cikopo-Palimanan.
Bahkan pemerintah, melalui Badan Pelaksanaan Jalan Nasional VI dan Dinas Bina Marga di daerah, terus melakukan perbaikan jalan berupa pelapisan jalan, pembuatan marka jalan dan penambalan lubang sehingga kendaraan mudik bisa melaju dengan lebih nyaman.
Salah satu keuntungan menggunakan jalan non tol adalah banyaknya rumah makan yang membuat pemudik bisa berisitrahat kapan saja.
Khusus untuk kendaraan dari Jabodetabek yang akan menuju Jawa Tengah sudah ada empat alternatif jalan non tol dari Jakarta ke Cikampek yang kondisinya sudah baik. Berikut ini panduannya:
1. JORR (Cakung) - Raya Bekasi - Sultan Agung - Jenderal Sudirman - A.Yani - Cut Meutia - Ir. H. Juanda - Diponegoro - Teuku Umar - Imam Bonjol - Martadinata - Raya Lemah Abang - Rengas Bandung - Pangkal Perjuangan - Jend. A. Yani (Karawang).
Jalur ini mempunyai panjang 46,10 kilometer dengan lebar jalan 2 x 7 meter.
2. JORR (Kalimalang)- KH Noer Ali - Mayor Madmuin Hasibuan - Chairil Anwar - Inspeksi Kali Malang - Pasir Jati (Kerawang) setelah itu bisa masuk Pintu Tol Karawang Barat atau ke kiri ke arah Jalur Pantura.
Jalur ini mempunyai panjang 39,4 kilometer dan pada bagian tertentu mempunyai lebar 2 x 7 m.
3. JORR Jati Asih - Raya Cikunir - Galaxy 1 - Taman GaLaxy Raya - KH. Noer Ali.
Jalur ini mempunyai lebar 2 x 6 meter pada jalan sepanjang 14,16 kilometer, dan lebar 2 x 3 pada jalan sepanjang 16,96 kilometer.
4. Jagorawi (Cibubur) - Alt. Cibubur - Raya Jonggol Cileungsi - Tunggulis - Raya Cileungsi - Raya Cibarusah - Inspeksi Kalimalang. Jalan ini mempunyai panjang 41,24 kilometer dengan lebar jalan 2 x 7 meter pada ruas sepanjang 14,05 kilometer, dan lebar 2 x 3 meter pada ruas sepanjang 27,19 kilometer.
Jalur ini bisa digunakan warga dari Depok, Cibinong, dan Bogor.
(agr/ard)