Jakarta, CNN Indonesia -- Sisik ikan yang keras dan anyir merupakan salah satu bagian ikan yang sering kali terbuang menjadi limbah. Namun, di tangan dingin para mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Manado, Sulawesi Utara, sisik ikan dikreasikan menjadi perhiasan yang menarik dan memiliki nilai jual tinggi.
Mantan TKI binaan dari BP3TKI Manado yang tergabung dalam Industri Kecil Menengah (IKM) Kamang Kiawa itu sudah mengembangkan berbagai limbah ikan termasuk sisik menjadi aneka perhiasan yang cantik.
"Kami memilih sisik ikan yang terbaik dan bisa dijadikan perhiasan seperti kalung, gelang, anting, dan penghias pakaian lainnya," kata mantan TKI sekaligus anggota IKM Kamang Kiawa Ivone Tampanguma di Manado, dikutip dari
Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahan baku berupa sisik ikan ini diperoleh dari sejumlah pasar tradisional di Pasar Kiawa Minahasa, Pasar Tondano dan juga Pasar Manado. Tak dimungkiri kalau kota Manado memang terkenal sebagai salah satu penghasil ikan yang berkualitas lantaran sumber daya yang berlimpah.
IKM Kamang Kiawa sudah berhasil memproduksi ratusan jenis perhiasan dari sisik ikan.
Saat ini, pemasaran perhiasaan sisik ikan itu masih terbatas di pasar lokal saja. Namun, Ivone menyebut tak menutup kemungkinan perhiasan sisik ikan ini dipasarkan hingga ke luar negeri.
"Pemasaran masih lokal yakni seputaran Minahasa, Tomohon dan Manado, juga jika ada pesanan melalui BP3TKI pasti akan kami penuhi," tutur Ivone.
Dari beberapa kali mengikuti pameran di Manado, Ivone menilai respons masyarakat terhadap perhiasan sisik ikan cukup baik. Dia mengaku bakal terus berinovasi untuk menghasilkan perhiasan berdaya jual tinggi.
Sementara itu, Ketua Komunitas Wirausaha Sulut (KWS) Servie Kilis mengatakan bakal mendorong semua pelaku usaha baru di Sulut termasuk perhiasan sisik ikan agar terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk.
"Kami akan memfasilitasi sehingga produk pelaku usaha Sulut selain dipasarkan secara lokal juga bisa nasional," kata Servie.
IKM Kamang Kiawa binaan BP3TKI ini sudah terbentuk sejak empat bulan terakhir. IKM ini berisi para mantan TKI yang sudah tidak lagi bekerja di luar negeri.
"Jadi, disaat kami tidak lagi menjadi TKI di Hongkong, Malaysia dan Jepang, kami melakukan usaha ini, agar pendapatan keluarga tetap ada," kata anggota IKM Kamang Kiawa lainnya, Melisa Pitoy.
(chs)