Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah bukan rahasia lagi jika
polusi udara bakal berdampak buruk pada
kesehatan. Namun, sebuah penelitian teranyar menyebutkan, polusi udara bukan cuma berdampak buruk pada
paru-paru, tapi juga kesehatan otak, khususnya pada lansia.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal
BMJ Open ini menemukan bahwa lansia yang tinggal di wilayah dengan tingkat polusi udara tinggi berisiko terkena demensia dibandingkan mereka yang tinggal di wilayah dengan tingkat polusi udara lebih rendah.
"Secara khusus, mereka (lansia) yang tinggal di area dengan tingkat polusi udara kelima teratas akan berisiko terkena demensia sebesar 40 persen," ujar salah satu peneliti, Iain Carey dari St. George's University of London, melansir
CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa
demensia merupakan penyebab kematian ketujuh di dunia. Gangguan ini menyebabkan menurunnya kemampuan berpikir dan berperilaku.
Di dunia, orang dengan demensia (ODD) saat ini diperkirakan mencapai 47 juta orang. Angka ini diprediksi meningkat hingga 75 juta pada tahun 2030.
Penelitian ini diikuti sekitar 130 ribu orang dewasa yang tinggal di London, Inggris, pada tahun 2004 dengan rentang usia 50-79 tahun. Hasilnya, 2.182 atau 1,7% persen mereka yang mengikuti penelitian menerima diagnosis dimensia.
Dalam studi itu, para peneliti juga melihat faktor lingkungan sekitar mereka tinggal. Mereka yang tinggal di dekat jalan besar memiliki peluang lebih banyak menghirup
udara kotor. Hal ini menjadi faktor terbesar seseorang mengidap demensia.
Namun, sayangnya penelitian ini hanya dilakukan di London, Inggris. Artinya, harus ada lebih banyak penelitian lagi untuk menentukan apakah temuan serupa bisa muncul di wilayah lain secara global.
Indonesia sendiri disebut-sebut sebagai salah satu negara dengan
tingkat polusi udara tertinggi. Sebelumnya, Greenpeace merilis data 10 besar tingkat polusi udara di dunia. Jakarta menjadi 'juara dunia' kota dengan tingkat polusi udara tertinggi.
(pus/asr)