Jakarta, CNN Indonesia -- Kalangan masyarakat Suku Lembak, beserta pemuda lintas komunitas di Provinsi
Bengkulu mendukung rencana pemerintah menurunkan status Cagar Alam Danau Dusun Besar, atau Danau Dendam Tak Sudah menjadi taman
wisata alam.
Tokoh Pemuda Lembak, Nuzuluddin, mengatakan dengan perubahan status itu diharapkan ada pemanfaatan lahan menjadi destinasi pendongkrak ekonomi masyarakat setempat.
"Keberadaan Danau Dusun Besar memiliki banyak potensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terlebih lokasinya sangat strategis," ujar Nuzuluddin, seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (30/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Danau itu terletak di ibu kota Provinsi Bengkulu, dan berfungsi sebagai tangkapan air dengan dua tipe ekosistem yakni perairan danau dan hutan air tawar."
Sementara itu Ketua Forum Pemuda Peduli Bengkulu, Feri Vandalis, menuturkan status danau seluas 577 hektare yang masih berupa cagar alam, membuat upaya pengembangan kawasan ini belum bisa dilakukan secara profesional karena terganjal aturan.
"Kami harap pemerintah dapat segera mengubah status danau, karena hal ini akan meningkatan kunjungan wisatawan yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat," kata Feri.
Jika ini direalisasikan pemerintah, ia menambahkan, pihaknya akan berpartisipasi memberdayakan masyarakat setempat agar menjadi lebih profesional dalam mengelola aset pariwisata.
Ia menyebutkan dari 577 hektare, yang akan ditetapkan menjadi taman wisata hanya 87 hektare saja.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Kota Bengkulu, Agung Tri Jarmiko, mengatakan upaya penetapan danau itu sebagai TWA karena memiliki karakteristik yang sesuai dengan kriteria hutan wisata dan akan segera ditinjau oleh tim terpadu KLHK.
"Hasil kajian tim terpadu itu nantinya akan menjadi dasar bagi Menteri Lingkungan Hidup untuk menerbitkan surat keputusan (SK) status perubahan peruntukan Danau Dusun Besar menjadi TWA," ujar Agung.
Kawasan Danau Dendam Tak Sudah sebelumnya telah ditetapkan BKSDA Bengkulu sebagai kawasan konservasi anggrek pensil, untuk menjaga populasi dan plasma nutfah endemik Bengkulu.
Selain itu kawasan ini juga memiliki kekayaan fauna yang spesifik, seperti ikan tembakang, kukang, kucing hutan, burung belibis, bangau, dan rangkong.
(agr)