Berbagi Inspirasi Start Up, Film, dan Hoaks di '1 Hari 3 Ilmu

CNN Indonesia
Selasa, 30 Okt 2018 20:54 WIB
Peserta 1 Hari 3 Ilmu belajar banyak hal termasuk soal start up Gojek, hoaks, sampai menjadi sutradara.
Foto: CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil
Semarang, CNN Indonesia -- Perhelatan '1 Hari 3 Ilmu' yang digelar di Universitas Semarang (USM), Selasa (30/10) ternyata mampu menggugah ratusan mahasiswa Teknologi Informatika dan masyarakat setempat untuk belajar mengenai dunia media, start-up dan film.

Tak cuma itu, antusias peserta acara juga berkaitan dengan maraknya berita hoaks yang menyebar di media.

Sepanjang sesi acara, pertanyaan soal hoaks berkali-kali dilemparkan peserta seminar kepada Yoko Sari, pemimpin redaksi CNNIndonesia.com yang menjadi salah satu narasumber dalam seminar tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Yoko mengatakan bahwa kunci untuk mengatasi hoaks di media adalah konfirmasi.

Mengonfirmasi berita selalu menjadi salah satu modal untuk menghalau menyebarnya hoaks terutama di era digital ini. 

"Buat kami terlambat 1-2 menit daripada media lain tidak masalah daripada harus menaikkan kabar yang belum terkonfirmasi, karena ada tanggung jawab moral untuk mengabarkan berita yang sudah benar," kata dia.

Visualisasi mimpi

Selain hoaks yang jadi tema menarik dalam 1 Hari 3 Ilmu, visualisasi untuk mengejar mimpi sesuai cita-cita pun juga jadi tema yang diminati peserta. 


Ario Adimas, VP Go-Entertainment Gojek, bercerita perjalanan kariernya yang tak selalu mulus. Dia menceritakan bahwa kuncinya dalam mengejar keinginannya sebagai direktur marketing digital sejak remaja adalah visualisasi mimpi.

"Sedini mungkin harus sekarang, teman-teman sudah harus memilih mimpi sedini mungkin. Visualkan aja diri sendiri di masa depan seperti apa. Kemudian saya asah lagi diri saya. Apa yang saya suka. Kemudian saya tinggal menggambar pattern ke sana," papar Ario.

Kunci sukses lain yang dibagikan Ario untuk meraih kesuksesan dalam karier adalah mencari mentor yang kisah hidupnya bisa diikuti. Mentor ini bisa dipilih semisal dari orang-orang yang telah sukses lebih dulu seperti CEO perusahaan atau pejabat.

Mendekati orang-orang ini kata Ario sangat mudah sekarang berkat adanya sosial media.


"Misalnya cari teman CEO Google melalui sosial media, tunjukkan passion dan ketertarikan ke sana. Jadikan mereka mentor dan serap ilmunya sebanyak-banyaknya. Kalau sudah kerja, serap setiap ilmu dari setiap tempat sebanyak-banyaknya," kata dia.

Ario juga bercerita bahwa dalam perjalanannya berkarier, menjadi lebih baik dari orang lain tidaklah cukup. Seseorang yang ingin sukses haruslah berusaha untuk berbeda.

Foto: CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil


"Jangan cuma berusaha lebih baik, tapi usaha untuk beda. Teman-teman harus bersiap berubah terus menerus," imbuhnya.

Tak hanya Ario, sutradara kondang Anggy Umbara juga menceritakan pengalamannya merintis mimpi.

Berangkat dari keluarga sutradara, Anggy tidak memiliki uang untuk mempelajari dunia yang ingin ditekuninya. Ketika beranjak remaja, dia bahkan sempat berjuang berjualan nasi uduk di sekolah.

Karya pertamanya akhirnya tercipta melalui video klip sebuah musik metal. Sejak saat itu dia mulai menggarap berbagai video mulai dari iklan hingga film. 

"Yang paling penting dalam karier di perfilman terutama sutradara adalah kekuatan visual," cerita Anggy pada para peserta seminar. 


Dia juga menceritakan bahwa dalam memproduksi bentuk karya apapun kualitas dan jaringan adalah yang terpenting. Karya yang berkualitas membuat seseorang dihargai, namun tanpa jaringan yang kuat karya itu tidak bisa dikenal dengan baik. 

"Ini quote saya, jangan ngoyo mencari perbedaan tapi jadilah perbedaan," kata dia di akhir acara. 

Komentar peserta 

Salah satu peserta seminar, Nurrohman, yang merupakan mahasiswa USM jurusan TIK mengaku merasa terinspirasi dengan ilmu dari para narasumber. Dia yang berencana membangun komunitas start up berharap acara serupa sering digelar di kotanya.

"Bagus acaranya kalau bisa sering-sering karena banyak ilmu yg bisa diserap, banyak motivasi. Terutama Mas Ario karena soal start up jadi paling seru," ujarnya.


Di sisi lain, mahasiswa TIK lainnya Arlianda dan Nina Melina mengaku tertarik hadir di seminar ini karena mengagumi karya-karya Anggy. Menurut mereka karyanya patut diacungi jempol.

"Lumayan seru. Tertarik dateng karena narasumbernya Anggy Umbara karena karyanya hebat bagus," kata Arlinda.

"Ilmunya bermanfaat. Kalau ada lagi mau datang. Tapi inginnya kalau ada lagi dari bidang teknologi biar wawasannya lebih luas di bidang itu," tambah Nina yang ingin menjadi programmer ini. (kst/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER