Jakarta, CNN Indonesia --
Hari Diabetes Sedunia diperingati pada 14 November setiap tahunnya. Kali ini, International Diabetes Federation (IDF) bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengusung tema Diabetes dan Keluarga. Tema ini diangkat untuk meningkatkan kepedulian keluarga pada penderita diabetes yang jumlahnya kian meningkat.
Diabetes sering kali jadi momok yang menakutkan bagi para penderitanya.
Penyakit kronis ini tak bisa disembuhkan dan mesti dikontrol agar tak menimbulkan komplikasi. Keluarga penderita berperan penting agar diabetes tak semakin parah dan kualitas hidup pun meningkat.
"Ternyata anggota keluarga berpengaruh besar pada penyandang diabetes. Diharapkan keluarga mendukung agar penderita bisa menata kadar gula darah sehingga terhindar dari komplikasi," kata ahli diabetes, dr Suharko Soebardi pada peringatan Hari Diabetes Sedunia di Jakarta, Minggu (11/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah penderita diabetes di dunia diperkirakan mencapai 245 juta orang. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi diabetes naik menjadi 8,5 persen dari 6,9 persen pada Riskesdas 2013.
Untuk meningkatkan kualitas hidup dan menekan angka penderita diabetes, penyakit ini dinilai bukan lagi menjadi tanggungan penderita seorang diri. "Karena urusan diabetes bukan urusan individu, tapi urusan keluarga," ujar ahli diabetes lainnya, dr Dante Saksono pada kesempatan yang sama.
Menurut Dante, keluarga bisa membantu penderita diabetes dengan memberikan akses informasi dan mendukung pengobatan. Hal ini dapat dilakukan dengan sederhana seperti rutin mengontrol ke dokter agar tidak terjadi komplikasi.
Komplikasi pada diabetes dapat terjadi pada seluruh tubuh karena berhubungan dengan pembuluh darah lantaran tingginya gula darah yang dapat mencapai lebih dari 125 mg/dL.
"Karena pembuluh darah ada di sepanjang tubuh, jadi otomatis bisa terjadi komplikasi di seluruh tubuh. Mata bisa buta, gigi mudah copot, serangan jantung, gagal ginjal, bahkan saraf yang membusuk di kaki dan harus diamputasi," tutur Suharko.
Komplikasi ini bisa dicegah dengan mengontrol gula darah agar tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah. Keluarga dapat membantu dengan menerapkan pola makan yang sehat dengan 3J yaitu jumlah yang sedikit, jenis makanan yang beragam, dan jadwal yang teratur.
Dengan pola makan yang sehat ini, anggota keluarga lain di rumah juga dapat menjalani hidup sehat serta menurunkan risiko terkena diabetes. Risiko diabetes dapat meningkat karena dipengaruhi oleh faktor keturunan.
"Kalau keluarga ada diabetes, batasi makannya dan jadikan hidup sehat sehingga keluarga terbiasa dan yang lain terhindar dari diabetes," ucap Dante.
Selain faktor keturunan, diabetes juga dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat seperti kurang olahraga, obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok. Risiko diabetes dapat menurun jika menjauhi faktor risiko ini.
(ptj/asr)