Jakarta, CNN Indonesia -- Gevorg menyapu
maskara ke bulu matanya.
Highlighter kemudian dioleskan di tulang pipinya. Gevorg bercermin. Pria itu tampak
cantik.Pria berusia 26 tahun ini hanya satu dari sekian banyak
beauty vlogger di Rusia. Mereka beramai-ramai menawarkan tutorial
makeup secara daring.
"Saya merasa tugas saya adalah mendorong orang yang ingin berkembang dengan cara berbeda," ujar Gevord, melansir
AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesi
beauty vlogger bukan barang baru lagi. Tapi di Rusia, profesi ini dinilai menantang norma gender.
Profesinya dimulai sejak beberapa tahun lalu, saat Gevorg masih bekerja di sebuah toko kecantikan. Di sana dia menemukan bahwa masih banyak wanita yang memiliki pengetahuan terbatas tentang produk-produk kecantikan.
Vlogger berambut perak itu getol mengunggah konten dalam akun Instagram-nya setiap hari dan beberapa konten video di kanal YouTube-nya dalam sepekan. Dia menjawab beragam pertanyaan netizen tentang produk-produk
makeup teranyar.
Dalam dua
platform itu, Gevorg memiliki lebih dari 250 ribu pengikut. Sebagian besar dari mereka adalah kaum hawa.
Beauty vlogger pria adalah fenomena anyar yang tengah merebak dalam beberapa tahun terakhir. Di Amerika Serikat,
beauty vlogger James Charles dan Jeffree Star, memiliki sekitar 15 juta pengikut dan terikat kontrak dengan sederet merek makeup tersohor seperti MAC dan Maybelline.
Namun, cerita berbeda akan terasa di Rusia. Kegiatan yang berhubungan dengan kampanye LGBT dianggap ilegal di bawah undang-undang Rusia. Para politisi lebih menyukai kecantikan wanita dibanding menyuarakan kesetaraan gender.
[Gambas:Instagram]Hal ini pula yang dialami Gevorg kala pertama kali memulai profesinya sebagai
beauty vlogger pria. Komentar-komentar agresif harus diterimanya.
"Mereka mengatakan bahwa dalam budaya Armenia, Anda tidak dapat terlihat seperti itu. Tidak bermoral," kata Gevorg mengenang kecaman-kecaman netizen yang berdatangan.
Selain itu, ancaman pelecehan juga menghampiri para
beauty vlogger pria di Rusia. Sebagian dari mereka melaporkan pelecehan yang dilakukan netizen secara daring.
Tengok saja apa yang menimpa Igor Sinyak. Pria dengan lebih dari 400 ribu pengikut di Instagram itu 'dikerjai' oleh sekelompok anak muda.
Kejadian bermula saat Sinyak memimpin kelas kecantikan di kota industri Chelyabinsk, sekitar 2 ribu kilometer dari Moskow. Akibat penolakan yang terjadi, dia diboyong keluar gedung oleh pihak keamanan. Video peristiwa tersebut pun viral di dunia maya akibat laku jahil sejumlah pihak.
"Rusia adalah negara yang secara alami bersifat konservatif," ujar
beauty vlogger pria lain, Sergey Naumov.
Untuk diterima, kata Naumov, seseorang harus menunggu banyak orang menjadi lebih terbuka menerima ide baru. "Itu adalah hal yang cukup sulit," tambahnya.
[Gambas:Instagram]Kendati demikian, apa yang terjadi saat ini jelas berbeda dengan apa yang ada dulu. Sergey Ostrikov mengaku sebagai
beauty vlogger pertama di Rusia. Dia mengatakan bahwa negaranya kini jauh lebih terbuka dibandingkan dahulu.
"Ada banyak perlawanan terhadap saya di awal," kenang pria 31 tahun itu. Ostrikov memulai profesinya sebagai mentor kecantikan sejak tahun 2007 lalu.
Kala itu, kenang Ostrikov, sebagian besar mentor kecantikan merupakan kaum hawa. Kehadiran Ostrikov membuat mereka berkata, 'Berani-beraninya seorang pria terlibat dalam hal-hal feminim.'
"Di generasi serba digital ini semuanya berubah. Mereka meresponsnya dengan cukup tenang, meski masih ada beberapa yang tak bisa menerima. Tapi semuanya berubah dalam satu dekade terakhir," pungkas Ostrikov.
[Gambas:Video CNN] (asr/asr)