Jakarta, CNN Indonesia -- Seperti peradaban,
tren fesyen terus berputar. Satu waktu, tren anyar bisa saja diciptakan. Lain waktu, tren lama kembali berjaya. Di
China, sneaker ala Shaolin tampaknya akan mengulang masa kejayaannya.
Adalah Feiyue,
sneaker yang selalu dikenakan para biksu Shaolin. Sepatu ini memiliki sol karet yang mampu mendukung aktivitas biksu, termasuk berlatih bela diri Kung Fu. Dalam bahasa Mandarin, '
feiyue' berarti 'melompat atau terbang'. Sepatu ini kemudian menjadi '
fashion item' yang wajib dimiliki.
Selama satu setengah tahun ke belakang, AJ Donnelly dan mitra kerjanya, Nic Doering, bekerja dengan label Feiyue demi mengembalikan
sneaker ke akarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Donnelly sendiri pernah 'mencicip' Feiyue saat berlatih bela diri di Kuil Shaolin, Provinsi Henan, pada 2015 lalu. Dia kagum akan keunikan sneaker Feiyue. Murah, tapi tak murahan. Frasa itu kiranya tepat menggambarkan keunikan
sneaker Feiyue.
Sneaker dibuat dari karet daur ulang oleh pabrik yang berbasis di Shanghai, Da Fu Rubber.
Ingin mengembalikan kejayaan Feiyue, pada 2016 Donnelly dan Doering merilis perusahaan Cultural Keys untuk membantu pelajar luar negeri mempelajari budaya tradisional China. Program ilmu bela diri yang bekerja sama dengan Kuil Shaolin dan
sneaker Feiyue termasuk di dalamnya.
"Semua murid yang bersama kami berkata 'wow, sepatu ini sangat keren, sangat
hits, di mana kami bisa mendapatkannya lagi?'," ujar Donnelly, mengutip
South China Morning Post.
[Gambas:Instagram]Berangkat dari popularitas Feiyue, Donelly dan timnya membuka toko CK Culture Boutique di Songzhuang Art District, Beijing, China. Toko menjajakan deretan
sneaker, kaligrafi China, pakaian bela diri Kung Fu, dan produk budaya lain.
Naik daunUpaya Donnelly dan tim tak sia-sia. Pelanggan menemukan mereka melalui Google dan TripAdvisor. Tak ayal,
sneaker Feiyue pun kian menjadi perhatian. Apalagi didorong oleh perputaran tren di mana anak muda kini lebih menyukai sesuatu bergaya lawas.
"Ke mana pun saya pergi, saya melihat banyak anak muda China mengenakannya [
sneaker Feiyue]," ujar Donnelly.
Tak cuma sambutan kawula muda, kembalinya
sneaker juga menjadi sebentuk nostalgia bagi para orang tua.
Sneaker Feiyue menjadi obat rindu masa muda mereka. Donnelly senang dengan sambutan hangat baik dari kalangan tua ataupun muda.
Tak berhenti di situ, popularitas Feiyue memberikan tantangan bagi toko. Da Fu membuat sekitar 150 model sepatu yang terus berganti setiap tahun bergantung pada selera orang China. Model dan warna yang beragam justru membuat pelanggan baru kebingungan.
Kendati 'terbang' cukup tinggi, Donnelly tetap berusaha agar
sneaker tetap membumi dan ingat akan akarnya.
"Kami bukan perusahaan wisata. Kami tidak bicara soal China yang modern. Kami selalu membawa segala sesuatunya kembali ke akar," jelas Donnelly.
[Gambas:Video CNN] (els/asr)