Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat desa di timur Thailand menggelar karapan kerbau pada Minggu (21/7).
Kampung Chonburi telah menggelar karapan kerbau ini secara turun temurun sejak satu abad yang lalu. Harapannya, kemeriahan bisa membuat padi tumbuh lebih baik dalam musim tanam tahun ini.
"Nenek moyang kami menggunakan kerbau untuk membajak sawah. Setelah pekerjaan selesai, kami menggunakan kerbau untuk relaksasi," kata salah satu pemilik kerbau, Thanin Sae-tiew (52), seperti yang dikutip dari AFP pada Kamis (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerbau yang berpasang-pasangan berlari dengan kencang sambil dikendalikan orang di belakangnya. Pasangan kerbau yang lain tak mau kalah dan berusaha lebih dulu sampai ke garis finis.
Ajang karapan kerbau ini berhadiah 3.000 baht (sekitar Rp1,3 juta). Kerbau yang menang karapan juga bisa dijual dengan harga lebih tinggi.
Kerbau-kerbau yang bakal berpacu dalam karapan ini juga diberi kehidupan yang lebih layak dibanding ternak yang lain.
Salah satu peserta, Noppadol Pornpaipan (22), mengatakan bahwa kerbaunya diberi makan nasi, telur, dan ekstrak ayam di malam hari sebelum pertandingan.
Di hari perlombaan kerbau-kerbau mendapatkan makanan khusus berupa nasi campur sup sirip hiu kecil yang konon dapat meningkatkan energi kerbau.
Kerbau menjadi andalan untuk bertani di masa lalu. Kini eksistensi mereka tergantikan oleh mesin.
Beberapa khawatir bahwa generasi yang lebih muda akan kehilangan kontak dengan tradisi bertani kuno itu.
Ajang karapan kerbau ini menjadi pengingat bagi mereka bahwa kerbau juga pernah membantu sistem pertanian Negara Gajah Putih.
"Saya merasa senang bahwa saya memelihara kerbau Thailand sehingga mereka tidak akan punah dimakan zaman," kata Noppadol.
[Gambas:Video CNN] (afp/ard)