Stres saat Hamil Gagalkan Keinginan Punya Anak Laki-laki

CNN Indonesia
Selasa, 29 Okt 2019 11:02 WIB
Ibu hamil yang mengalami stres memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mempunyai anak berjenis kelamin laki-laki.
Ilustrasi. Stres saat masa kehamilan pengaruhi jenis kelamin bayi saat lahir. (Istockphoto/ Shironosov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi kesehatan mental dan fisik saat masa kehamilan memengaruhi jenis kelamin si jabang bayi yang dikandung. Studi terbaru menemukan, ibu hamil yang mengalami stres memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mempunyai anak berjenis kelamin laki-laki.

Penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) menunjukkan, ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi dan tanda-tanda stres fisik lainnya memiliki empat anak laki-laki untuk setiap sembilan anak perempuan atau rasio 4:9. Stres fisik sendiri diartikan sebagai kondisi saat fisik mengalami tekanan yang besar.

Sedangkan ibu yang mengalami stres mental memiliki dua anak laki-laki untuk setiap tiga anak perempuan atau rasio 2:3.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rahim adalah 'rumah' pertama yang sangat berpengaruh. Kita tahu bahwa anak laki-laki lebih rentan dalam rahim," ujar peneliti dari Columbia University Irving Medical Center, Catherine Monk, mengutip CNN.

Selain berpengaruh pada jenis kelamin bayi yang dilahirkan, stres juga membuat ibu berisiko lebih tinggi mengalami kelahiran prematur atau kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh studi lain yang mendapati pola penurunan kelahiran anak laki-laki terkait dengan peristiwa yang traumatis. Misalnya, saat pembunuhan Presiden Kennedy dan Serangan 11 September di New York.

Studi ini juga menemukan, ibu hamil yang tertekan secara fisik lebih mungkin melahirkan prematur ketimbang ibu hamil yang stres secara mental. Sedangkan, ibu hamil yang tertekan secara mental memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami banyak komplikasi kelahiran seperti persalinan yang lebih lama.

Namun, saat calon ibu mendapatkan dukungan sosial dari orang terdekat, risiko kelahiran prematur justru menghilang. Bahkan, saat semakin banyak dukungan yang diterima, semakin besar pula peluang memiliki bayi laki-laki.

[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER