JAKARTA FASHION WEEK

Merayakan Inklusivitas lewat Peragaan Busana

CNN Indonesia
Jumat, 25 Okt 2019 21:05 WIB
Tak sekadar peragaan mode, ajang JFW 2020 juga menjadi kesempatan untuk mengampanyekan inklusivitas melalui busana.
Model yang hanya memiliki satu tangan melenggang di atas panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2020 di Senayan City, Jakarta, Kamis (24/10). (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warna-warni lampu saling menyorot satu sama lain. Bukan sembarang lampu, bukan juga sembarang warna. Lampu itu menjadi representasi apa yang dipersembahkan British Council dan kolaboratornya, label mode COTTONINK dan studio seni asal Inggris, Intoart, pada ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2020.

Ketiganya sepakat mengusung fesyen yang inklusif di atas runway pada Kamis (24/10). British Council mengajak para penyandang disabilitas untuk turut tampil dalam pertunjukan yang diusungnya.

Hal ini semata-mata dilakukan untuk mendukung konsep inklusivitas dan keberagaman di masyarakat. Selayaknya warna-warni lampu, kaum disabilitas dan non-disabilitas beraksi dan bersatu-padu di atas panggung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Panggung dibuka dengan lima anak dengan down syndrome yang menari lincah. Mengenakan busana koleksi COTTONINK, mereka bergerak dengan percaya diri.

Aksi tari dilanjutkan dengan peragaan koleksi busana teranyar COTTONINK. Label besutan duo sahabat Carline Darjanto dan Ria Sarwono ini menggandeng ilustrator Ayang Cempaka untuk melahirkan koleksi busana Spring/Summer 2020.

Koleksi terdiri dari kemeja, blus, celana 7/8, dress, jumpsuit, jaket, serta shirt-dress dengan bahan semi polyester dan rayon tulle.

Penari dengan down syndrome beraksi saat membuka pertunjukan merayakan inklusivitas yang diusung British Council pada ajang Jakarta Fashion Week (JWF) 2020 di Senayan City, Kamis (24/10). (CNN Indonesia/Andry Novelino)

COTTOINK tak pelit memberikan goresan ilustrasi Ayang Cempaka dalam busana. Sebagian besar busana terlihat penuh dengan motif bunga, hutan, hingga ilustrasi peta Jakarta.

"Good clothes make people happy. Itu yang kami yakini," ujar Carline dalam kesempatan sesi foto karya pada Senin (21/10) sebelumnya. Carline dan Ria percaya bahwa busana yang baik membawa 'jiwa' baru bagi setiap orang, termasuk para penyandang disabilitas.

Pada bagian selanjutnya, giliran Intoart yang unjuk gigi memamerkan karya. Kali ini, peragaan melibatkan tiga model disabilitas yang melenggak-lenggok di atas panggung.

Model dengan disabilitas dan non-disabilitas bersama-sama beraksi di atas panggung pada ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2020 di Senayan City, Jakarta, Kamis (24/10). (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Model-model itu melenggang cantik. Mengenakan busana koleksi John Smedley yang berkolaborasi dengan Intoart, mereka tampak percaya diri.

Intoart merupakan studio seni dan desain asal Inggris. Tiga seniman disabilitas-Yoshiko Phillips, Andre Williams, dan Ntiense Eno Amooquaye-mengaplikasikan karya ilustrasi mereka pada busana serba rajut dari label John Smedley.

Ketiga seniman disabilitas yang berpartisipasi mengusung tema yang saling berbeda dalam karyanya. Beragam tema mulai dari kepercayaan lokal masyarakat Jepang, sentuhan gaya tipografi, hingga representasi citra seorang model hadir di atas panggung.

Kemunculan model-model dan seniman disabilitas menjadi bukti bahwa dunia fesyen terbuka untuk berbagai kalangan. British Council menjadi salah satu lembaga yang memberikan kesempatan bagi kaum disabilitas. Tahun 2019 menjadi tahun kedua digelarnya kampanye mereka soal inklusivitas melalui peragaan busana.

Head of Art and Creative Industry British Council, Camelia Harahap menilai, perhatian terhadap penyandang disabilitas di Indonesia belum begitu berkembang.

"Disabilitas [di Indonesia] masih dilihat sebatas amal [charity], bukan karyanya," ujar Camelia.

[Gambas:Video CNN] (els/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER