Wowteg menawarkan konsep warteg modern yang bersih dan terstandarisasi dari segi rasa, pengolahan makanan, dan penyajian.
Standarisasi itu datang dari dapur pusat yang yang sudah bersertifikasi HACCP. Sertifikasi ini menunjukkan dapur memiliki kebersihan dan proses operasional yang memenuhi ketentuan.
Hampir 70 persen makanan di Wowteg merupakan makanan tradisional khas warteg seperti mi goreng, ayam goreng, ikan tongkol, perkedel kentang, telur dadar, sayur sop, terong balado, tempe orek, dan gorengan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 30 persen menu diisi oleh menu-menu kekinian seperti ayam goreng Korea yang sedang hit dan ayam geprek sambal matah. Menu-menu kekinian ini bakal diperbarui secara berkala. Menu makanan di Wowteg sekitar Rp5-10 ribu lebih mahal dibandingkan Warteg pada umumnya.
 Foto: CNN Indonesia/ Puput Tripeni Juniman |
Siang itu, saya memilih makan nasi Warteg yang dibungkus karena outlet sedang ramai. Nasi bungkus ini dikemas dalam kertas plastik yang praktis. Kemasan ini membuat nasi dapat dimakan langsung tanpa harus dipindahkan ke wadah lain.
Sebagai lauknya, saya memilih ayam dan terong balado plus sambal terasi serta tempe orek untuk mendapatkan rasa manis. Ayam memiliki daging dengan bumbu yang meresap. Ditambah dengan terong balado yang segar dan lunak.
Warteg kekinian ini baru saja melakukan pre-launch di SIAL Interfood, Jakarta dan rencananya akan dibuka tahun depan. Warteg besutan Sour Sally Group ini memiliki dua konsep outlet yakni di kantin dan di jalanan dengan mengedepankan fitur grab & go.
(ptj/chs)