Jakarta, CNN Indonesia -- Ancaman gigitan ular kobra yang sempat menjadi momok beberapa waktu belakangan ini memang bisa diatasi dengan serum anti-bisa. Serum ini memang bisa didapatkan di rumah sakit di Jakarta.
Meski demikian tak semua rumah sakit menyediakan serum tersebut. Di Jakarta, hanya ada 6 rumah sakit yang menyediakan serum anti-bisa ular.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membenarkan bahwa serum anti-bisa ular tidak tersedia di semua rumah sakit. Dia mengatakan penyediaan serum anti-bisa ular tergantung dari hakikat ancaman di sebuah kawasan.
"Ya memang tidak (tersedia di seluruh RS). Kan harus disesuaikan dengan hakikat ancaman," ujar Terawan di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (20/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terawan menuturkan serum anti-bisa ular tidak perlu disediakan oleh rumah sakit yang tak memiliki kasus gigitan ular berbisa. Sebaliknya, serum anti-bisa ini akan dimaksimalkan di rumah sakit yang berada di kawasan rawan gigitan ular.
Pengadaan serum anti-bisa ular di rumah sakit yang tak punya kasus gigitan ular kobra atau ular lainnya, diucapkan Terawan bakal jadi sebuah pemborosan.
"Kan harus disesuaikan dengan hakikat ancaman. Kalau ancamannya enggak ada, ngapain disediain? Boros toh.
Deploy-nya (penyebarannya) harus tetap sasaran," kata Terawan.
Selain itu, Terawan juga mengungkapkan bahwa tidak semua daerah memiliki kasus gigitan ular. Dia mencatat ada ada sejumlah daerah yang memiliki kasus sengatan lebah hingga kalajengking.
"Jadi kami akan
deploy-nya harus tepat sasaran," ujar Terawan.
Meski tidak tersedia di seluruh RS, Terawan menyampaikan Kementerian Kesehatan akan melakukan pengecekan dan pemetaan terhadap ketersediaan serum anti bisa ular di sejumlah kawasan yang menerima pasien tergigit ular berbisa. Dia bahkan menargetkan dalam sehari rencana itu akan selesai.
"Sehari juga bisa (pemetaan). Tergantung niat saja," ujarnya.
(panji/chs)