LANCONG SEMALAM

Bertamu ke Rumah Totoro, Santap Nasi Belut Super Junior

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Minggu, 22 Des 2019 16:19 WIB
Sembari meliput Mnet Asian Music Awards 2019, saya berkesempatan wisata di kota Nagoya, Jepang.
Pemandangan kota Nagoya di Jepang. (Istockphoto/Jui-Chi Chan)
Nagoya Castle dan Nasi Belut

Dari Satsuki & Mei's House saya melanjutkan perjalanan ke Nagoya Castle. Perjalanan ditempuh sekitar 80 menit naik subway, kereta, dan jalan kaki. Pengunjung harus membayar tiket 500 yen (sekitar Rp63 ribu) untuk masuk ke kawasan Nagoya Castle.

Sejak awal 2019, kastel yang dibangun di awal era Edo ini tak lagi bisa dimasuki pengunjung. Sehingga, pengunjung hanya bisa menikmati dari luar dan masuk ke istana (Honmaru Goten).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu masuk Honmaru Goten, pengunjung harus melepaskan sepatu dan berganti dengan sandal. Di sana juga terdapat loker untuk sepatu dan tas besar.

Keliling Kota Totoro Sembari Liputan Mnet Asian Music AwardsKemegahan Nagoya Castle. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)

Di sana, pengunjung bisa melihat ruangan utama Istana, tempat tunggu tamu, tempat pertemuan, kamar, dapur, hingga kamar mandi. Tanda penunjuk yang jelas membuat pengunjung bisa mengikuti rute perjalanan dengan mudah.

Banyak hal bisa dilakukan pengunjung usai mengelilingi Honmaru Goten, mulai dari menikmati alam sambil minum teh di rumah teh tradisional, berbelanja suvenir dan tentunya berfoto dengan latar belakang Kastel Nagoya.

Keliling Kota Totoro Sembari Liputan Mnet Asian Music AwardsTaman minimalis khas Jepang di Nagoya Castle. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)

Hari mulai semakin gelap meski masih sekitar pukul 17.00. Tak perlu khawatir jika lapar usai berjalan-jalan di Nagoya Castle. Hanya dalam waktu kurang dari lima menit, pengunjung bisa menghilangkan rasa lapar di Kinshachi Yokocho.

Kinshachi Yokocho merupakan tempat yang memiliki sejumlah restoran dengan desain bangunan khas tradisional Jepang. Restoran Hitsumabushi Nagoyabincho menjadi pilihan utama saya ketika berada di sana.

Hitsumabushi Nagoyabincho menjajakan nasi unagi (belut) yang menjadi ciri khas Nagoya. Selain itu, restoran tersebut sempat dikunjungi Super Junior yang saya idolakan sejak 2009.

Makan di Hitsumabushi Nagoyabincho perlu merogoh kocek agak dalam. Menu makanan termurah di restoran tersebut sekitar 2680 yen sebelum pajak (sekitar Rp348 ribu) yang berisi nasi dan empat potong belut.

Kala itu saya memesan Hitsumabushi seharga 3400 yen (sekitar Rp442 ribu) dan eel-bone seharga 700 yen (sekitar Rp91 ribu). Meski cukup mahal, mata dan perut saya terpuaskan. Rasa nasi belut tersebut seenak dan sesuai dengan visualnya.

Keliling Kota Totoro Sembari Liputan Mnet Asian Music AwardsPaket Nasi Belut yang dipesan. (CNN Indonesia/ Christie Stefanie)

Mencari hidangan penutup menjadi hal yang tepat dilakukan ketika perut kenyang. Pilihan saya saat itu jatuh kepada es krim yang dijual di sebelah restoran belut. Es krim tersebut juga pernah dimakan Super Junior ketika mengunjungi Nagoya.

Toko es krim tersebut hanya memiliki dua menu yakni original seharga 500 yen (sekitar Rp63 ribu) dan yang bertabur emas seharga 900 yen (sekitar Rp114 ribu). Bermodalkan penasaran dan ikut-ikut idola, saya memesan es krim yang bertabur emas.

Suapan pertama membuat saya terkejut. Es krim tersebut ternyata terbuat dari tahu. Rasa tahu yang begitu kental sempat membuat saya bingung ketika awal-awal memakan es krim tersebut. Namun, perlahan es krim tersebut habis di tengah hembusan angin dingin.


Berbelanja Secondhand Elite

Kurang puas rasanya mengunjungi Jepang tanpa berbelanja. Salah satu yang saya suka adalah Jepang memiliki banyak toko barang dan pakaian bekas yang sangat elegan.

Oleh sebab itu, ketika perut kenyang saya memilih mengunjungi Osu Shopping District. Di sana, langkah langsung menuju Toko 2nd STREET. Toko itu menjual pakaian, sepatu hingga tas bermerek setengah harga karena bekas pakai.

Harga miring tersebut menggoda saya untuk mengambil satu coat yang masih sangat bagus seharga kurang dari Rp300 ribu.

Jika berbelanja lebih dari 5000 yen (sekitar Rp650 ribu) maka barang belanjaan akan bebas pajak. Pembeli hanya cukup menunjukkan paspor ketika berada di kasir.

Selain 2nd STREET, Osu Shopping District juga memiliki banyak toko sepatu salah satunya ABC-Mart yang menjual sepatu orisinal dengan harga lebih murah daripada Indonesia.

Pecinta gim juga tak perlu khawatir ketika mengunjungi Nagoya. Osu Shopping District memiliki Game Taito Station yang bisa dikunjungi pecinta gim.

Bertamu ke Rumah Totoro, Santap Nasi Belut Super JuniorOsu Shopping District. (Istockphoto/peeterv)


Ketika berkeliling, saya menemukan Sinanju, toko penjual boba yang terletak sedikit tersembunyi. Tak ada salahnya mencoba rasa boba di negara orang.

Sinanju memiliki fresh milk yang tak terlalu creamy dan boba yang manisnya tak seperti cendol. Menurut saya, boba Sinanju belum bisa mengalahkan fresh milk boba yang dijual di kawasan Senayan.

Setelah puas mengelilingi pusat Nagoya, saya memutuskan untuk kembali ke penginapan.

Dalam perjalanan, saya melihat sebuah warung makan katsu yang cukup ramai, Miyamoto Munashi. Restoran tersebut menjajakan makanan tradisional Jepang dengan harga yang murah.

Menu Tonkatsu Set dijual 690 yen (sekitar Rp89 ribu), Yakiniku Set dan Shabu Set masing-masing 890 yen (sekitar Rp115,7 ribu). Begitu masuk, pengunjung harus memesan lewat mesin di dekat pintu. Kemudian kertas pesanan diberikan kepada penjual.

Miyamoto Munashi menjadi restoran yang langsung menjadi favorit dan kembali dikunjungi keesokan harinya. Selain rasa yang enak, harga terjangkau, pengunjung juga bebas tambah nasi berulang kali secara cuma-cuma.

Tonkatsu menjadi akhir perjalanan hari kedua saya di Nagoya. Kali ini langkah benar-benar menuju penginapan untuk beristirahat sebelum menyaksikan Mnet Asian Music Awards 2019 keesokan harinya.




(ard)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER