Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria 80 tahun asal
India memiliki semacam cangkang telur di sekitar
alat kelaminnya. Keanehan itu terjadi akibat
infeksi kronis yang diderita.
Kasus tersebut dilaporkan di jurnal
BMJ Case Reports pada pekan lalu. Mulanya, si pria mengalami gejala infeksi saluran kemih seperti munculnya darah pada urine.
Hasil pemeriksaan, dokter menemukan pembesaran pada testikel bagian kirinya. Hasil CT Scan membuktikan bahwa si pria memiliki kantung berisi cairan di sekitar testikel yang mulai mengeras dengan endapan kalsium.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir
Live Science, kantung cairan itu dikenal dengan istilah
hydrocele. Kantung cairan diketahui bukan merupakan bagian dari anatomi skrotum pria. Namun,
hydrocele dapat muncul saat infeksi parah.
Kemunculan
hydrocele umum terjadi pada bayi baru lahir. Kantung cairan ini umumnya akan menghilang dengan sendirinya tanpa perawatan selama satu tahun. Namun,
hydrocele juga bisa muncul pada pria dewasa akibat cedera dan peradangan.
Penyebab paling umum dari munculnya kantung cairan tersebut pada orang dewasa adalah
lymphatic filariasis. Nama terakhir merupakan infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit. Larva dari cacing parasit itu ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk dan menyerang pembuluh limfatik.
Cacing umumnya ditemukan di sejumlah wilayah tropis termasuk India dan Indonesia. India sendiri menyumbang 40 persen kasus
lymphatic filariasis di dunia.
Secara global, laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 mencatat sebanyak 25 juta pria di dunia yang terkena
lymphatic filariasis memiliki
hydrocele. Dan, 15 juta pria yang terkena
lymphatic filariasis memiliki bau tak nyaman pada lengan dan kaki.
Namun, kasus
hydrocele yang mengeras, sebagaimana yang terjadi pada pria di India tersebut, dilaporkan sangat jarang terjadi. Komplikasi sejenis pernah dilaporkan pertama kali pada 1935 silam. "Adanya kulit telur dari skrotum ini menunjukkan bahwa ada infeksi kronis di dalam
hydrocele," tulis laporan tersebut.
Infeksi umumnya diatasi dengan pemberian obat antifilariasis. Dalam beberapa kasus, pasien harus menjalani prosedur operasi.
[Gambas:Video CNN] (asr/asr)