Syarat Agar Masker Efektif Tangkal Virus

CNN Indonesia
Rabu, 05 Feb 2020 04:57 WIB
Sebagian orang memborong masker karena isu penyebaran virus corona. Tapi belum ada studi efektivitas penggunaan masker.
Ilustrasi: Sebagian orang memborong masker di tengah wabah virus corona. (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Virus corona jenis baru atau novel Coronavirus (2019-nCoV) membuat sebagian masyarakat dunia panik membeli masker. Obat dan antivaksin memang hingga kini belum ditemukan. Sejumlah ilmuwan masih menggarap pelbagai penelitian untuk mencari tahu penangkal virus yang mengakibatkan wabah di sejumlah negara tersebut.

Kendati dokter telah mengingatkan pencegahan terbaik dengan menjaga daya tahan tubuh serta membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, tapi kepanikan sebagian masyarakat tak bisa ditolak. Alhasil, persediaan masker di beberapa lokasi pun dikabarkan menipis.

Umumnya masker dikenakan orang yang sakit, alergi atau saat polusi memburuk. Tapi kewaspadaan terhadap virus corona kini menambah alasan orang mengenakan masker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bekerja di hotel di mana banyak tamu dari China," kata Hasumi Tsuchida, pegawai hotel di Tokyo melansir dari AP.

Sekolah-sekolah di Korea Selatan menganjurkan pada orang tua murid untuk melindungi anak-anak dengan masker dan menggunakan hand sanitizer saat kembali ke sekolah. Di Taiwan, Perdana Menteri Su Tseng-chang berkata pemerintah telah mendistribusikan sebanyak 23 juta masker. Selain itu, produksi masker bakal digenjot menjadi 4 juta masker per hari.

"Kami sekarang bekerja 24 jam, dua shift sehari, 12 shift. Kami mengeksploitasi pekerja, tapi para pekerja mengerti," ujar Liao Huolin, presiden perusahaan masker.

Akan tetapi, apakah masker cukup efektif?

Seluruh virus memiliki ukuran yang cukup kecil untuk bisa menembus masker medis. Hanya saja menurut Mark Denison dari Vanderbilt University Medical Center di Nashville, tidak semuanya tersebar di udara sekaligus atau dalam waktu yang bersamaan.

Virus menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan cairan bersin atau batuk--biasa disebut droplet. Tetesan cairan atau droplet ini mendarat di tangan atau permukaan lain. Virus bisa berpindah ke tubuh orang melalui tangan ketika permukaan yang terkena cairan--yang mengandung virus--tersebut tersentuh.

Tangan, merupakan 'alat transportasi' untuk virus maupun bakteri. Bayangkan saja tangan Anda kemudian digunakan untuk menyentuh mata, hidung juga mulut.

Masker memang bisa menghalangi percikan cairan dari bersin atau batuk. Selain itu orang juga tidak akan menyentuh mulut dan hidung selama mengenakan masker. Dengan kata lain, masker bisa melindungi orang dari kemungkinan sentuhan tangan yang boleh jadi membawa bakteri atau virus.

Hal ini sebenarnya tidak berdasarkan riset. Belum ada yang pernah membandingkan kelompok pengguna masker dengan nonpengguna masker.

Cara terbaik untuk menghindarkan diri dari virus corona jenis baru adalah mencuci tangan dengan air dan sabun. Jika keduanya tidak tersedia, sebaiknya gunakan hand sanitizer berbasis alkohol.

Secara umum, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS belum merekomendasikan masker untuk masyarakat umum. CDC hanya merekomendasikan masker untuk orang yang sedang diobservasi atau terbukti terkena infeksi virus, anggota keluarganya dan perawat pasien.

Awak kabin pesawat pun wajib memberikan masker pada penumpang yang sakit. Sementara untuk petugas medis yang merawat pasien virus corona disarankan untuk menambah perlindungan dengan kacamata besar (goggle) atau pelindung muka.

[Gambas:Video CNN] (els/nma)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER