Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi
janda dan duda ternyata juga dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan. Penelitian terbaru menunjukkan menjadi janda dan duda dapat meningkatkan risiko
Alzheimer, penyakit progresif yang menyerang otak.
Studi yang baru saja dipublikasikan di jurnal JAMA Network Open pada Rabu (26/2) menemukan, menjanda dan menduda mempercepat pengembangan penyakit Alzheimer.
Hasil penelitian mendapati selama periode tiga tahun, kemampuan kognitif janda dan duda menurun tiga kali lebih cepat dengan beta-amiloid yang tinggi dibandingkan orang yang menikah dengan tingkat beta-amiloid yang sama. Beta-amiloid merupakan protein penanda penyakit Alzheimer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan fungsi kognitif tetap kuat setelah memasukkan faktor lain seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan depresi.
Pada orang yang tidak memiliki beta-amiloid dan tidak memiliki tanda-tanda penurunan kognitif, risiko demensia pria dan wanita yang bercerai juga lebih tinggi dibandingkan orang yang menikah.
"Orang dewasa janda dan duda yang secara kognitif tidak terganggu, sangat rentan terhadap perkembangan klinis penyakit Alzheimer," kesimpulan penelitian ini, dikutip dari CNN.
Peningkatan risiko penyakit Alzheimer pada janda dan duda terjadi karena tingkat stres meningkat.
"Kehilangan pasangan hidup menjadi salah satu peristiwa kehidupan yang paling menghancurkan. Dengan demikian, tidak mengejutkan berdampak pada kesehatan kognitif," kata direktur klinik pencegahan Alzheimer di New York, Richard Isaacson.
Hasil studi ini sejalan dengan penelitian sebelumnya pada 2018 yang menemukan janda dan duda 20 persen lebih mungkin mengalami Alzheimer pada 3-15 tahun mendatang dibandingkan orang yang menikah.
Hasil studi ini dinilai penting untuk mencegah Alzheimer pada masa depan.
"Ini adalah studi yang sangat penting. Janda dan duda adalah faktor risiko yang tidak diakui terkait dengan penurunan kognitif yang berhubungan dengan Alzheimer. Ini harus menjadi perhatian agar pencegahan dan dukungan untuk tetap dapat menjaga otak," kata Isaacson.
[Gambas:Video CNN] (ptj/nma)