Jakarta, CNN Indonesia -- Apakah Anda punya kebiasaan memotong ujung
rambut? Kebiasaan itu umumnya dilakukan untuk mengatasi masalah
rambut bercabang. Namun, tak sekadar itu, kebiasaan memotong rambut juga didorong oleh alasan
psikologis tertentu.
Memotong ujung rambut bercabang adalah salah satu dari serangkaian perilaku berulang yang berfokus pada tubuh atau dikenal dengan
body-focused repetitive behaviors (BFRB). Beberapa bentuk BFRB termasuk di antaranya memotong rambut bercabang, menggigit kuku atau mencabutnya, dan menggigit bibir.
"Sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 59 persen orang punya kebiasaan BFRB. Sementara 12 persen dari sampel memenuhi kriteria klinis BFRB," ujar psikolog klinis, Lindsay Brauer, mengutip
Huffington Post.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Brauer mengingatkan bahwa BFRB lebih dari sekadar kebiasaan buruk. Kebiasaan-kebiasaan itu tak bisa berhenti begitu saja. Kebiasaan itu, kata dia, muncul dari serangkaian pengalaman yang kompleks yang termasuk dalam alasan psikologis.
Brauer mengatakan, beberapa orang dengan BFRB umumnya melakukan kebiasaan-kebiasaan buruknya saat stres, gugup, dan mencari fokus. BFRB membuat mereka merasa lebih baik.
Tak hanya saat stres, perilaku itu juga mungkin dilakukan dalam situasi tertentu, seperti saat meringkuk di sofa sambil menonton film atau di tengah agenda rapat. Tanpa disadari, otak telah mengembangkan hubungan antara situasi tertentu dengan BFRB.
Untuk menanganinya, umumnya Brauer membantu pasien menemukan strategi alternatif untuk mengatasi emosi serta meningkatkan
mood sepanjang hari.
Selain itu, Brauer juga mendorong pasien untuk melakukan sesuatu yang bisa menjadi pengganti BFRB. Contohnya memegang remote control atau pena untuk mencegah tangan memotong ujung rambut.
Dengan pengobatan, kata Brauer, seseorang dapat menemukan strategi untuk mengurangi faktor-faktor pemicu BFRB.
[Gambas:Video CNN] (asr/asr)