Jakarta, CNN Indonesia -- Ruksdiani tahu rasanya gagal. Bersama istri, ia datang ke Jakarta setelah usaha yang dirintisnya di Karawang tidak berhasil. Sampai di ibu kota, Ruksdiani putar otak sebelum memutuskan menjual soto pakai gerobak.
Usaha soto itu berjalan, tetapi Ruksdiani harus menyaksikan sebuah usaha kuliner yang menyediakan
chinese food di dekatnya gulung tikar. Karena kenal dan sama-sama pernah mengecap pahit kegagalan, ia lantas berkongsi dengan karyawan yang kehilangan mata pencaharian itu. Mereka sepakat membuka Dapur Bang Toyib.
Dapur Bang Toyib di Rawamangun menawarkan aneka olahan nasi goreng, telur, seafood, mie dan bihun khas chinese food, sampai soto ayam dan soto daging. Usaha ini menarik perhatian GrabKitchen, yang lantas menawarkan kerja sama di kawasan Cililitan, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruksdiani menyambut kesempatan yang terbukti baik itu. Menurut sang anak, sebagian besar pesanan memang datang dari aplikasi Grab.
"Hampir 70 persen penjualan online Dapur Bang Toyib berasal dari Grab," kata seorang anak Ruksdiani.
Sekarang, Ruksdiani tak hanya mengumbar senyum bersama sang istri, tetapi juga rekan-rekannya di Dapur Bang Toyib. Ia mengatakan masih menyimpan asa di masa mendatang.
"Tentu banyak harapan yang ingin dicapai, salah satunya adalah membuka cabang di Jakarta atau daerah lain," ujarnya.
Fakta unik dari usaha Ruksdiani ini adalah tidak ada seorang pun dari mereka yang memiliki nama Toyib. Inspirasi nama itu didapat semata karena popularitas lagu Bang Toyib kala usaha akan didirikan.
"Dulu, lagu dengan judul Bang Toyib sedang ngetren di radio," kata Ruksdiani.
(rea)