Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar tradisional di Istanbul yang telah berdiri sejak abad ke-15, Grand Bazaar, kembali dibuka bersama dengan restoran dan kafe pada Senin (1/6) setelah pemerintah Turki melonggarkan pembatasan perjalanan.
Fasilitas umum lain, termasuk taman, pantai, perpustakaan, dan museum juga dibuka kembali, berikut jutaan pegawai sektor publik yang kembali masuk kantor.
Di Grand Bazaar, para pedagang membersihkan dan merapikan toko mereka, sementara petugas kebersihan menggosok lantai selagi menyambut kedatangan pengunjung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar yang berada tak jauh dari lokasi objek-objek wisata lainnya, seperti Museum Hagia Sophia dan Masjid Biru, ditutup sejak 23 Maret untuk membendung penyebaran virus corona.
Ini adalah penutupan Grand Bazaar yang terpanjang dalam lebih dari 550 tahun sejarahnya, yang tidak melibatkan kasus kebakaran atau gempa bumi.
Pembukaan kembali pasar adalah langkah simbolis tidak hanya untuk Turki, tetapi untuk dunia, kata koki selebriti Nusret Gokce, yang dijuluki Salt Bae, yang mengelola restoran steak di Grand Bazaar.
"Istanbul adalah ibu kota dunia dan (Grand Bazaar) adalah pusat perbelanjaan pertama di dunia. Kami kini menunggu orang-orang kembali datang," katanya.
Para pengunjung di restoran populernya dianjurkan untuk membaca menu digital di ponselnya karena menu buku tak lagi diedarkan.
Di tempat lain di pasar, beberapa pemilik toko bersemangat untuk mendapatkan kembali berbisnis, mengakui bahwa kondisi normal bisa memakan waktu lebih panjang.
"Saya tidak bisa mengatakan bisnis akan kembali baik untuk saat ini, tetapi insya Allah lambat laun akan segera," kata pemilik toko karpet Ali Amac.
Terkurung pandemiTurki, dengan populasi 83 juta jiwa, telah mencatat lebih dari 4.500 kematian terkait virus corona.
Pemerintah telah membanggakan keberhasilannya dalam menangani wabah dan menghindari menjadi hotspot penyebaran virus seperti Italia atau Inggris.
Para pejabat mengatakan pandemi sekarang di bawah kendali, tetapi telah berulang kali memperingatkan warga untuk menghormati aturan jarak sosial dan mengenakan masker saat berada di luar rumah.
Bar dan klub malam tetap ditutup, sementara restoran dan kafe - buka untuk pertama kalinya sejak 16 Maret - harus memisahkan meja dan pengunjung wajib memakai masker saat mereka tidak makan.
Di salah satu kafe di dekat alun-alun Taksim, boneka telah disiapkan di meja untuk membantu menjaga jarak sosial dan memberi kesan bahwa tempat itu lebih ramai.
 Meriahnya toko di Grand Bazaar Istanbul, Turki. (istockphoto./FabrizioBernardi) |
Penerbangan domestik juga dilanjutkan di antara sejumlah kota, karena larangan perjalanan antar kota dicabut, dengan maskapai nasional Turkish Airlines melakukan perjalanan pertamanya sejak awal April.
Penerbangan internasional tetap ditangguhkan hingga 10 Juni.
Larangan penerbangan telah membuat beberapa orang terlantar, seperti Sanaa Kheddar, seorang turis Aljazair yang terjebak di Istanbul sejak pertengahan Maret.
Dia memutuskan untuk menghabiskan hari Senin di Grand Bazaar bersama suaminya, setelah berminggu-minggu berada di tempat penginapan.
"Kami mendengar akan dibuka hari ini, jadi kami datang. Ini pertama kalinya. Luar biasa, luar biasa," katanya.
Semua pengunjung wajib memakai masker di pasar, dan jumlah pengunjung di dalam toko dibatasi.
Beberapa pedagang mengeluhkan aliran udara yang tidak memadai.
"Jendela di arteri utama pasar terbuka tetapi ini tidak terjadi di bagian ini," kata Celal, membersihkan debu pada perhiasan ikonik turki Si Mata Jahat.
Dia berharap jendela akan dibuka karena tidak ada AC. "Kalau tidak, kita seperti berada di akuarium," katanya.
Pasar - yang dibangun pada 1455 hanya dua tahun setelah Ottoman merebut Istanbul, yang saat itu dikenal sebagai Konstantinopel - adalah rumah bagi hampir 3.000 toko tempat lebih dari 30 ribu orang bekerja.
(afp/ard)
[Gambas:Video CNN]