Jurusan Sejarah“Kalau masuk jurusan sejarah, cuma belajar soal masa lalu dong?”
Banyak orang yang mengatakan seperti itu, namun kenyataannya ada banyak hal yang bisa dipelajari dari sejarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya sama saja seperti sejarah di SMP atau SMA, hanya bedanya lebih dalam saja. Karena selama 9 tahun belajar, kita belajar sejarah cuma dikasih pilihan, ABCD, dan ujungnya menghafal.
Kalau di jurusan sejarah, jatuhnya cari korelasi dari peristiwa satu ke peristiwa lain, melihat dasar pemikiran orang dari suatu kejadian, memahami konteks bukan cuman menghafal.
Apa yang dipelajari? Ya, belajarnya sejarah seluruh dunia. Tapi nanti di semester semester 3 atau 4, ada peminatan sesuai keinginan. Biasanya dibagi jadi Asia Tenggara, Amerika, Australia, sama Eropa. Nanti dari sana baru fokus sama bidang masing-masing. Soalnya ilmu sejarah luas, enggak mungkin bisa
nguasain semua bidang, jadi dikerucutkan lagi.
Ya, dari dulu saya memang suka sejarah dibanding mata pelajaran sosial yang lain. Terlebih menghindar dari ekonomi
sih,
haha.
Tapi bagaimanapun juga sejarah itu dasarnya segala ilmu, hampir sama kayak filsafat. Jadi pas belajar sejarah, pasti tetap ketemu sama politik, hukum, ekonomi, sosiologi, bahkan soal pertanian, agraria juga dipelajari.
Di situ bagian menariknya. Kita bisa gali banyak ilmu, yang asalnya dari perspektif sejarah. Bahkan dari ilmu-ilmu itu, biasanya ada benang merah yang ternyata
nyambung sama ilmu lain. Di situ tantangannya anak sejarah buat pintar-pintar analisis, baca pemikiran orang, dan peristiwa.
Enggak
nyesel sama sekali. Sejarah
ngajarin buat jeli, buat skeptis. Jadi semua langsung bisa diserap, dicari dulu, dipelajari dulu, dianalisis dulu. Sejarah juga
ngajarin buat nulis yang pasti.
Kalau soal peluang kerja, enggak bisa mengandalkan dari sejarah
doang. Kalau murni sejarah, bisa jadi dosen atau guru, wartawan, penulis, sejarawan. Itu yang
basic.
Tapi semua balik ke masing-masing, punya
skill apa buat mendukung itu (dunia kerja). Jadi enggak bisa semata-mata pasrah sama jurusan, tapi punya
skill yang diasah juga.
- Katri Adiningtyas, Lulusan Sejarah UI