SUDUT CERITA

Thalassemia dan Perjuangan Mencari Darah di Tengah Pandemi

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2020 14:00 WIB
ilustrasi golongan darah
Ilustrasi. Pandemi membuat penderita thalassemia harus berjuang bertahan hidup karena darah yang sulit didapatkan. (Stockphoto/JarekJoepera)
Jakarta, CNN Indonesia --

Untuk menyambung hidup, Annisa Octian Pertiwi mati-matian mencari darah di tengah pandemi infeksi virus corona (Covid-19). Di masa PSBB, Annisa mesti berjuang bolak-balik dari rumahnya di Cibinong, Bogor menuju RSCM, Jakarta Pusat dan juga kantor PMI Jakarta di Kramat Raya untuk mendapatkan darah merah.

Annisa merupakan orang dengan thalassemia yang hidupnya bergantung dengan transfusi darah dari orang lain. Thalassemia merupakan kondisi kelainan darah bawaan sejak lahir yang ditandai dengan kurangnya hemoglobin (Hb).

Kondisi ini tak bisa disembuhkan. Untuk bertahan hidup, orang dengan thalassemia mesti mendapatkan transfusi darah secara rutin dan menjalani terapi kelasi besi sepanjang hidup mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Annisa yang kini berusia 26 tahun mulai mendapatkan transfusi darah sejak berusia enam bulan. Saat itu dia menjalani transfusi darah setiap 6 bulan sekali. Semakin bertambah usia dan aktivitas, kini Annisa mesti menerima transfusi darah setiap tiga minggu sekali. Orang dewasa dengan thalassemia memiliki selang waktu transfusi yang beragam. Ada yang sekali dalam kurun 4 pekan hingga sekali dalam 7-10 hari.

Annisa mesti mendapatkan transfusi darah saat Hb berada di angka 8. Hb yang normal berada di angka 12-13.

"Ibarat ngecas HP, jika sudah di angka 8 harus di isi. Kalau tidak, bisa capek dan berbahaya," kata Annisa.

Setiap kali transfusi darah, Annisa membutuhkan 800-1.000 cc darah atau sekitar 3-4 kantong darah berhemoglobin. Artinya, dia membutuhkan 3-4 orang yang menyumbangkan darah untuknya setiap tiga minggu. Orang-orang itu mesti berbeda, lantaran setiap satu orang baru bisa mendonorkan darahnya kembali setelah tiga bulan.

Petugas menunjukan stok trombosit di Laboratorium Unit Transfusi Darah (UTD) PMI DKI Jakarta, 31 Januari 2019. Ketua Bidang Unit Donor Darah PMI Dr Linda Lukitasari Waseso menyatakan kesiapan stok darah PMI untuk menghadapi wabah Demam Berdarah. CNN Indonesia/Adhi WicaksonoIlustrasi. Orang dengan thalassemia hidup dengan bantuan transfusi darah orang lain. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Sebelum pandemi Covid-19 menginjakkan kakinya di Indonesia, ketersediaan darah untuk orang dengan thalassemia selalu cukup. Biasanya, darah dari PMI langsung dikirimkan ke rumah sakit.

Kini, selama pandemi, Annisa mesti mencari pasokan darah itu seorang diri lantaran stok darah PMI selalu kosong. Pandemi virus corona dan kebijakan PSBB berdampak membuat orang enggan dan takut pergi menyumbangkan darah mereka.

Kesulitan mencari darah itu baru pertama kali ini dirasakan Annisa. Pada tahun-tahun sebelumnya, kelangkaan darah biasanya terjadi pada waktu tertentu yang sudah diantisipasi, seperti saat bulan Ramadan atau setelah libur panjang. Waktu-waktu itu bisa disiasati dengan mencari pendonor tambahan jauh-jauh hari.

Saat ini, segala daya dan upaya dikerahkan Annisa demi sekantong darah. Apalagi Annisa memiliki golongan darah AB, golongan darah yang paling sedikit dibandingkan tiga golongan darah lainnya.

Dia menghubungi kembali semua teman-temannya, mulai dari teman di kantor, teman kuliah, termasuk teman lama.

"Di kantor saya rutin ada donor darah. Saya minta duluan kepada mereka yang punya darah AB, darahnya untuk saya. Lalu menghubungi teman kuliah. Pokoknya, dari beberapa kemungkinan demi darah. Benar-benar dicari," tutur Annisa.

Beberapa kali Annisa juga sempat 'nongkrong' seharian di PMI demi menunggu pasokan darah.

Mau tak mau, Annisa harus mendapatkan darah untuk bisa melanjutkan hidup. Jika terlambat mendapatkan darah, nyawa jadi taruhan.

Petugas mengambil darah dari pendonor saat kegiatan donor darah dalam rangka Hut ke-22 Indonesia Membangun Bangsa (IMB) Group di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (23/1). Kegiatan donor darah yang menargetkan 200 kantung darah untuk memenuhi kebutuhan stok darah Palang Merah Indonesia (PMI) Makassar tersebut sekaligus diselenggarakan sebagai wujud kepedulian kepada sesama. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/kye/16Ilustrasi. Pandemi Covid-19 membuat ketersediaan darah untuk penderita thalassemia menipis. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Jika menunda waktu transfusi darah, orang dengan thalassemia bakal merasakan lelah, pusing, dan sesak napas. Gejala itu muncul lantaran darah berhemoglobin yang membawa oksigen terus berkurang di dalam tubuh.

Di masa pandemi ini, Annisa sempat merasa lemas saat tak kunjung mendapatkan darah pada bulan Ramadan lalu. "Saya sesak napas, lemas, dan pusing. Tapi tetap mesti bolak-balik RSCM, PMI, dan rumah dengan kereta (KRL)," ucap Annisa.

Rasa takut akan virus corona terpaksa dilawan. Padahal, dokter sudah memperingatkan untuk menjaga kesehatan dan tidak terlalu sering ke rumah sakit. Namun, ibarat buah simalakama, darah mesti dicari bagaimanapun kondisinya, baik sedang lelah dan harus mengunjungi rumah sakit.

"Saya dan teman-teman harus memenuhi target Hb di angka 12-13, tapi darahnya susah. Jadi, ya, mesti sering-sering ke RS walaupun rawan terkontaminasi dan sudah diperingatkan juga oleh dokter," kata Annisa.

"Ibarat buah simalakama karena saya dan teman-teman harus memenuhi target Hb di angka 12-13, tapi darahnya susah. Jadi ya mesti sering-sering ke RS walaupun rawan terkontaminasi dan sudah diperingatkan juga oleh dokter," kata Annisa.

Annisa merupakan satu dari sekitar 9.000 orang dengan thalassemia yang tersebar di seluruh Indonesia. Seperti Annisa, orang dengan Thalassemia lainnya juga kesulitan mencari darah.

"Saya bersyukur bisa bekerja dan sekolah, banyak teman-teman saya lainnya tidak punya banyak kenalan, mereka cuma standby saja di PMI menunggu darah," kata Annisa.

Annisa mengajak setiap orang untuk ikut menyumbang darah untuk penderita Thalassemia dan orang lain yang membutuhkan selama masa pandemi ini

"Saya dan teman-teman [penderita thalassemia lainnya] enggak bisa hidup tanpa bantuan darah dari teman-teman. Jangan takut, PMI sekarang sudah menerapkan protokol kesehatan. Jangan takut donor tapi berani nongkrong minum kopi atau di mal," ucap Annisa.

Melalui akun media sosial seperti Twitter dan Instagram, Annisa juga mengajak masyarakat untuk mau mendonorkan darahnya untuk orang dengan thalassemia.

Bagi Anda yang ingin mendonorkan darah dapat mengisi data pendonor yang diinisiasi oleh Thalassemia Movement di link ini. Thalassemia Movement merupakan gerakan peduli thalassemia di Indonesia.
(ptj/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER