Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut GenRe sebagai tulang punggung remaja Indonesia saat ini. Ia menegaskan bahwa tugas BKKBN kini menekankan pada remaja, yaitu kesehatan reproduksi dan pembangunan keluarga.
GenRe yang dimaksud, adalah program BKKBN yang secara khusus membidik para remaja Indonesia yaitu Generasi yang Punya Rencana, merupakan singkatan dari Generasi Berencana. Melalui GenRe, diharapkan remaja dapat memahami pentingnya perencanaan pembangunan keluarga agar memiliki generasi berikutnya yang unggul dan sehat.
GenRe sendiri menyatakan perang terhadap tiga hal, yakni seks pranikah, pernikahan dini, dan narkoba. Beragam program dibuat untuk mengkampanyekan ketiga hal itu kepada masyarakat, utamanya remaja dan mereka yang berusia di bawah 40 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"GenRe itu memang menjadi tulang punggung remaja. Bagus sekali yang diungkapkan, jangan sampai nikah dini, jangan sampai ada seks pranikah, kemudian jangan pakai narkoba," kata Hasto dalam acara Road to Hari Keluarga Nasional Ke-27 yang diadakan CNNIndonesia, Sabtu (27/6).
Hasto menyampaikan, pernikahan dini memiliki banyak dampak yang tak menguntungkan untuk remaja, terlebih soal siklus reproduksi yang belum siap untuk pembuahan. Hal itu belum termasuk sektor-sektor lain yang tak kalah penting, seperti mental jadi ibu.
"Kita tahu nikah dini ini sangat, sangat membawa akibat yang tidak menguntungkan untuk remaja. Karena kalau perempuan yang usianya baru 15 tahun, 16 tahun [menikah], itu sebetulnya tulangnya masih tumbuh, lebih panjang, lebih padat. Begitu dia hamil, maka tulangnya ini diambil oleh janinnya, sehingga tulangnya relatif menjadi lebih keropos. Kemudian harusnya tulang itu tambah panjang, gara-gara hamil di usia yang masih sangat dini, berhenti juga panjangnya,"
Kelak di pertengahan usia 30-an, Hasto mengatakan bukan tak mungkin tulang dalam tubuh wanita yang menikah dini sudah keropos, dan akan terus memberi dampak buruk berkelanjutan hingga usia lanjut.
"Sehingga risiko nikah dini ini jangka panjangnya ada, jangka pendeknya jelas. Mereka bisa pendarahan, kemudian [bayi] bisa lahir prematur, kemudian stunting [kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu lama], banyak sekali, belum terkait kanker mulut rahim yang juga terkait dengan pernikahan dini," kata Hasto.
Sebelumnya, Hasto mengatakan bahwa perencanaan pembangunan keluarga bertujuan agar anak yang kelak dilahirkan menjadi generasi unggul dan sehat. Pasangan muda yang ingin menikah hendaknya mengetahui 8 fungsi keluarga sebagai dasar, yakni fungsi agama, kasih sayang, perlindungan, sosial budaya, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan lingkungan.
(rea)