Setiap rumah mode kini harus memutar otak untuk mencari cara baru dalam mempresentasikan koleksi fashion mereka. Pandemi yang membatasi travel dan kontak fisik pun menjadi sebuah tantangan yang berat, apalagi untuk industri fashion yang mengandalkan pentingnya sosialisasi dan berfokus pada pertemuan antara klien dan couturier.
Namun pada akhirnya ide-ide brilian muncul ketika para figur kreatif memiliki banyak waktu.
Ralph&Russo, label asal Inggris Raya yang mulai memasuki dunia fashion melalui couture, memperkenalkan Hauli, yang bermakna kekuatan dalam bahasa Swahili, yakni sebuah figur avatar yang sepenuhnya diciptakan secara digital sebagai brand ambassador. Mengenakan kreasi terkini Ralph&Russo, ia digambarkan sebagai seorang model berkulit hitam dengan rambut pendek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam film presentasi couturenya, terlihat bagaimana Hauli 'dilahirkan' di sebuah program visualisasi dan kreasi imaji tiga dimensi. Hauli kemudian terlihat mengenakan beberapa gaun Ralph & Russo. Sebuah gaun dengan potongan halter neck dengan bahu terbuka dan dihiasi pita sepanjang tulang belakang, atau gaun pendek berwarna pink yang meliuk-liuk dan penuh dengan sulaman, atau sebuah gaun megah berwarna kuning dengan potongan V-neck berbahu kipas.
Bisa saja gaun ini berbahan beludru, atau silk faille, tak ada yang tahu pasti ketika tak melihat dan menyentuh material aslinya. Tak dimungkiri inilah kelemahan dari sebuah film tentang fashion. Bahan dari sebuah garmen tidak benar-benar bisa dipastikan.
Terinspirasi dari tujuh keajaiban dunia dan warna-warna dari negara di mana mereka berada, Tamara Ralph, sang desainer, menciptakan siluet-siluet signature Ralph & Russo yang terlihat mewah tanpa berlebihan, seimbang antara estetika feminin dan siluet-siluet tak lazim, terlihat seperti sebuah gaun yang bisa dikenakan untuk sebuah event penggalangan dana atau karpet merah, namun juga bisa dikenakan untuk jamuan dengan tokoh dunia.
Klien menjadi poin penting dalam proses desain. Kini, ketika para klien tidak dapat menyaksikan langsung show mereka, Tamara Ralph mengirimkan sketsa dan secarik kain yang menjadi bahan utama sebuah look, yang juga disebut sebagai croquis.
Kepada CNN Indonesia, Tamara Ralph secara eksklusif membagi cerita, bagaimana pandemi covid-19 memungkinkannya untuk mencari jalan dan melakukan banyak hal dengan cara-cara baru, khususnya untuk couture yang 'membutuhkan sentuhan langsung tatap muka.'
Apalagi salah satu faktor penting dalam couture adalah proses desain akhir yang unik bagi masing-masing klien, yang bisa saja menginginkan perubahan detail atau warna dari look tertentu.
"Dalam beberapa hal ini terbukti sulit karena kami sudah terbiasa bertemu dengan klien kami, baik itu di Maison kami di London atau di luar negeri, dan ada banyak klien yang kami sudah saya anggap teman baik," kata Tamara.
"Namun di sisi lain, kadang-kadang klien kami sangat sibuk sehingga mereka tidak dapat melakukan perjalanan untuk fitting, bahkan sebelum pandemi, sehingga kami cukup terbiasa untuk berkomunikasi melalui platform seperti WhatsApp atau Zoom untuk membahas desain dan bertukar pikiran akan apa yang mereka inginkan."
Dalam dunia couture, sebuah sketsa akan dibuat prototipe atau toile, biasanya berbahan muslin, dengan ukuran sang klien dan kemudian fitting pertama akan dilakukan. Setelah dinilai tepat, barulah toile akan dibongkar dan menjadi pola untuk bahan sebenarnya. Fitting akan dilakukan di setiap tahapan, untuk memastikan tidak hanya ukuran sang klien benar-benar diaplikasikan dengan tepat, namun juga alterasi dan proporsi yang dijaga ketat demi sebuah look yang sesuai dengan keinginan sang klien.
"Mengirim sketsa dan contoh ke klien kami juga merupakan bagian penting dari proses couture, dan itu merupakan elemen yang benar-benar membantu kami mengerjakan pesanan saat ini. Kami menyediakan sketsa dan contoh tidak hanya untuk referensi pertama dan terpenting, tetapi kami juga membagikannya sebagai kenang-kenangan, sketsa adalah bagian yang indah dari proses, dan untuk menunjukkan kepada teman dan keluarga Anda", lanjutnya.
Tantangan berikutnya, dan terbukti paling sulit, adalah proses fitting atau pengepasan.
Tamara menjelaskan, bagaimana melakukan e-fittings masih bisa dilakukan sampai batas tertentu.
"Merupakan hal yang tidak terpisahkan untuk mengadakan setidaknya dua pengepasan secara langsung - satu dari toile, dan yang lainnya dari hasil akhir couture - dan lebih baik jika dilakukan oleh salah satu ahli kami, sehingga setiap perubahan yang diperlukan dapat dengan mudah diterjemahkan ke dalam ruang kerja kami."
"Ketika aturan jarak sosial mulai dipermudah, kami dapat melakukan pengepasan di Maison kami jika benar-benar mendesak, dan tentu saja lengkap dengan APD."
Lalu, apakah dengan banyaknya acara yang dibatalkan gara-gara corona, apakah peran couture menjadi kurang relevan?
Menurut Tamara, couture sering salah dipahami sebagai pakaian yang terbatas untuk acara karpet merah, padahal sejatinya, di masa lalu hingga kini, couture adalah sarana untuk mendapatkan pakaian yang tidak hanya memiliki kualitas terbaik, tetapi juga dengan ukuran pas tanpa cela.
![]() Ralph Russo Paris Couture Week 2021 |
"Begitu banyak klien kami yang membeli couture untuk pakaian sehari-hari, karena pasti ukurannya pas, dan mereka memiliki kebebasan untuk menentukan penyesuaian-penyesuaian, dan perasaan yang mereka dapatkan dari memakai sesuatu yang unik bagi mereka," katanya sembari memberi bocoran.
Biasanya, dengan tidak adanya event publik untuk memakai karya couture justru membawa keintiman yang lebih dalam, dimana sebuah tampilan tidak bergantung pada penilaian publik.
Lagi pula, menurutnya event seperti pernikahan dan perayaan keluarga hanya ditunda atau dijadwal ulang.
"Saya sangat menantikan untuk bekerja sama dengan para klien lagi, ketika keadaan sudah kembali membaik," pungkasnya.
(chs)