Ikon kota Istanbul, Hagia Sophia, akan dibuka kembali sebagai masjid setelah hampir sembilan dekade menjadi museum.
Situs Warisan Dunia UNESCO itu dibangun sebagai katedral selama kekaisaran Bizantium, tetapi diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada tahun 1453.
Pengadilan Turki pada hari Jumat (5/7) membatalkan keputusan kabinet tahun 1934 yang menjadikan Hagia Sophia sebagai museum, sehingga bangunan kuno tersebut bakal berubah status menjadi masjid pada 24 Juli 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hagia Sophia menambah daftar panjang tempat ibadah yang berubah fungsi sepanjang sejarah. Berikut beberapa diantaranya:
Masjid Ketchaoua di Aljazair dibangun sekitar tahun 1612 dan diperbesar pada tahun 1794, menjadikannya salah satu masjid agung di negara itu.
Prancis, setahun setelah pemerintahan kolonial pada tahun 1830-1962, mengubahnya kembali menjadi gereja Katolik Saint Philippe.
Misa pertama dirayakan di sana pada 24 Desember 1832.
Pada tahun 1838, bangunannya menjadi Katedral Aljir dan diperluas, menghancurkan sebagian besar bangunan masjid awal.
Tetapi setelah kemerdekaan Aljazair pada tahun 1962, Ketchaoua kembali menjadi masjid, menjadi tempat salat Jumat pertama dalam 130 tahun.
Sejak itu masjid selalu direnovasi dengan dana hibah dari Turki.
![]() |
Masjid Selimiye di utara Nicosia, awalnya katedral Katolik Roma Saint Sophia, adalah karya tukang batu Prancis saat Perang Salib.
Tempat ibadah itu dibangun pada abad ke-13 pada masa pemerintahan dinasti Frankish Lusignan di pulau timur Mediterania.
Fungsi katedral lalu dikonversi menjadi masjid setelah Ottoman menguasai Nicosia pada tahun 1570.
Menurut tradisi, para imam yang bersiap untuk menyampaikan khotbah Jumat naik ke mimbar lalu memberi hormat pada pedang yang digunakan selama penaklukan kota.
Sebagai contoh terbaik arsitektur Gotik di pulau itu, katedral Katolik Santo Nikolas di kota timur laut Famagusta dialihfungsikan pada abad ke-14 selama periode Lusignan.
Bangunan itu berubah menjadi Masjid Lala Mustafa Pasha setelah kekaisaran Ottoman merebut kota pesisir pada tahun 1571.
![]() |
Masjid Attarine di kota Mediterania Alexandria awalnya adalah sebuah gereja segi delapan yang berasal dari tahun 370 dan didedikasikan untuk St Athanasius, seorang tokoh penting dalam gereja Ortodoks Koptik.
Tempat ibadah itu diubah menjadi masjid selama invasi Islam abad ke-tujuh, dan dinamai setelah lokasi pasar rempah-rempah kuno di Alexandria.
Selama invasi Napoleon, penjelajah percaya makam Aleksander Agung dimakamkan di dalam masjid dalam sarkofagus hijau.
Masjid itu direnovasi beberapa kali selama pemerintahan Ottoman, dan telah dibuka untuk umum sejak pembangunan kembali terbarunya pada tahun 1976.
Artikel '7 Tempat Ibadah yang Berubah Fungsi sepanjang Sejarah' masih berlanjut ke halaman berikutnya...