Tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Perayaan Hari Anak Nasional 2020 dirayakan di tengah pandemi virus corona yang kurvanya masih terus meningkat setiap harinya.
Demi menekan penambahan infeksi virus corona, proses belajar tatap muka di sekolah pun dipindahkan sementara. Proses sekolah dipindahkan ke rumah secara online melalui berbagai aplikasi, penugasan daring dari guru kelas, sampai belajar dari rumah melalui televisi.
Namun di beberapa daerah, proses belajar dari rumah masih terganggu karena berbagai alasan, termasuk soal keterbatasan internet, ponsel yang kurang mumpuni, dan faktor ekonomi lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNNIndonesia.com mengadakan jajak opini terhadap pembaca di media sosial terkait permasalahan yang dialami anak Indonesia untuk mendapatkan kesempatan dan hak yang sama untuk mendapatkan akses pendidikan.
Berikut pendapat dan opini pembaca:
CNN: Di tengah pandemi, keterbatasan akses menjadi salah satu permasalahan bagi siswa-siswi yang sekolah daring. Apakah permasalahan ini terjadi di sekitar Anda.
Apa yang sudah Anda lakukan untuk membantu mengatasi hal tersebut?
@watasiwa_va:
Yang sangat dialami yaitu ketika background pendidikan orang tua tidak cukup bisa untuk mengajari anaknya mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kurangnya perhatian khusus dari pihak sekolah atau lembaga pendidikan mengenai peninjauan daring.
@WikerId:
Permasalahan saat orang tua siswa tidak mengerti pelajaran anaknya, hal yang kami lakukan buka google. yang pasti dengan pembelajaran secara daring sudah cukup melelahkan buat kami orang tua siswa. Satu lagi kuota yang harus selalu cukup, semoga wabah ini cepat berlalu.
@HiRoch20:
Banyak permasalahan di kampung. Anak2nya ga paham, orangtua juga banyak yang tidak paham. Sudahlah, cepat masuk sekolah normal tatap muka lagi. Pemerintah tolong segerakan masuk sekolah.
![]() Siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Pasawahan mengerjakan tugas sekolah di pos kamling Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, (16/7/2020). Pelajar yang tinggal di desa terpecil terpaksa mengerjakan tugas sekolah di luar rumah lantaran keterbatasan jaringan internet sedangkan sekolah hanya bisa memfasilitasi kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring mengunakan aplikasi WhatsApp Grup serta Facebook Messenger. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/agr/aww. |
@alfeenwd:
Keponakan saya baru masuk MTsN, keluarganya hanya punya HP 3G RAM 1 GB. Tugas sekolah diharuskan untuk install apps vidconf. Solusinya, saya pinjamkan hp saya setiap dia jadwal belajar dan bantu jelaskan kembali.
Saya juga membuka les seikhlasnya untuk anak2 sekitar rumah
@dwi_muhapri
kuota sekarat, jaringan tiba-tiba hilang entah ke mana, ram dan rom ludes, gak jelas, kurang to the point
@angga_sidabutar82
Gimana kalau yang sekolah hanya kelas 6, 9, 12 saja karena di situ harus serius belajarnya
@azkia_almeera
Guru seperti seenaknya memberi tugas tanpa menjelaskan tanpa mengerti kondisi orang tua siswa
@viannn22_
Adik-adik saya masih banyak yang belum memiliki alat elektronik (hp/laptop) dan jaringan belum ada
@wibowo.wn
Saya mencoba mencari wifi karena saya kesulitan membeli kuota
@devagitaa_
mahalnya biaya SPP mahasiswa swasta, dan kurangnya keringanan yang diberikan kampus
@_nurfsh.1378
Jadi pegang ponsel terus, mata lelah, harus beli kacamata anti radiasi