Bakal bertambah lagi sudut fotogenik alias Instagramable di DKI Jakarta, yakni jalan layang (fly over) Lenteng Agung dan Tanjung Barat.
Dua jalan layang sepanjang 880 meter itu memiliki tampilan berbentuk tapal kuda yang saling terbalik. Selain dua ruas jalan, area itu juga bakal dilengkapi dengan jembatan penyeberangan orang (JPO, taman, dan tata pencahayaan menarik.
Jalan layang Lenteng Agung dan Tanjung Barat dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga dimulai sejak akhir 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalan layang Lenteng Agung terdiri atas dua ruas jalan layang berbentuk tapal kuda yang saling terbalik, memiliki panjang total 880 meter dengan biaya pembangunan sebesar Rp143,55 miliar.
Bentuk jalan layang Tanjung Barat juga sama, namun memiliki panjang total 1.120 meter dengan biaya pembangunan Rp163,26 miliar.
Pembangunan simpang tak sebidang (STS) yang artistik telah dilakukan Dinas Bina Marga DKI Jakarta sejak beberapa tahun terakhir.
STS yang dibangun secara artistik di DKI Jakarta meliputi JPO di Sudirman, GBK Jelambar, Pasar Minggu, serta underpass di Kartini.
"Sudin Bina Marga Jakarta Selatan juga meminta secara khusus agar fly over yang dibangun ini juga istimewa sehingga menambah daya tarik Kota Jakarta Selatan," kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Bina Marga Kota Jakarta Selatan, Heru Suwondo, seperti yang dikutip dari Antara pada Kamis (6/8).
Tak hanya berfungsi sebagai pengurai kemacetan, dua jalan layang ini juga diharapkan bisa menambah pemandangan Instagramable di Jakarta.
Seperti halnya simpang susun Semanggi yang dilengkapi tata pencahayaan yang dapat disesuaikan dengan tema, maka jalan layang Lenteng Agung dan Tanjung Barat juga akan dibuat tata pencahayaan serupa.
![]() |
"Kalau sekarang di Semanggi karena temanya HUT RI, lampunya sudah berganti warna merah putih," ujar Heru.
Pejalan kaki juga bisa melintas di jalan layang tersebut, karena disediakan JPO yang dilengkapi lift. Heru mengklaim kalau fasilitas tersebut akan ramah lansia dan penyandang disabilitas.
"Selain untuk memperlancar lalu lintas, juga demi menghindari kecelakaan di wilayah tersebut. Kita sudah mengakomodir masyarakat yang ingin menyeberang rel, walau jalur di bawah sudah ditutup, bisa menggunakan JPO yang ada liftnya," kata Heru.
Saat ini perkembangan pengerjaan pembangunan jalan layang Lenteng Agung sudah mencapai 79 persen, sedangkan jalan layang Tanjung Barat sudah 66 persen.
Sesuai kalender kerja, proyek tersebut diperkirakan selesai November 2020.
(antara/ard)