Kota Paris di Timur Tengah merupakan sebutan yang diberikan untuk Beirut, ibu kota Libanon. Invasi Prancis menyumbang kekayaan sejarah di sini, baik soal budaya maupun arsitektur.
Bagi yang punya rencana mengunjungi Beirut usai pandemi virus corona, berikut sejumlah tempat yang wajib didatangi:
Tempat ini ialah surga wisata belanja oleh-oleh, mulai dari makanan sampai pernak-pernik fesyen. Areanya berbentuk lorong memanjang dengan sebagian lantai dan dinding batu yang masih terus dipertahankan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya beragam barang karya perancang luar negeri, turis juga bisa berbelanja beragam barang karya perancang Libanon. Salah satunya yang paling dibanggakan ialah Elie Saab.
![]() |
Area ini berupa lapangan yang didedikasikan bagi mereka yang dieksekusi pada masa pemerintahan Ottoman. Monumennya dibangun pada tahun 1931.
Lapangan ini juga menjadi "pemisah" antara Beirut Timur dan Beirut Barat.
![]() |
Area ini berada tepat di jantung kota Beirut yang dipercantik setelah perang saudara usai.
Di sini berdiri gedung parlemen, dua katedral, dan sebuah museum.
Jangan lupa untuk memandangi menara jam Rolex yang sudah berdiri sejak tahun 1930-an di alun-alun ini.
![]() |
Sebagai pusat aktivitas intelektual sejak tahun 1960-an, tidak heran jika jalan ini disebut Champs Elysees-nya Beirut.
Di sini berjajar banyak toko buku, tiga universitas (termasuk American University of Beirut), dan beragam tempat kongko malam.
![]() |
Sepanjang 5 kilometer dari Teluk St. George hingga Ramlet al-Bayda, area pejalan kaki di tepi laut ini dibangun selama periode invasi Prancis.
Di pinggirnya terdapat banyak restoran dan kedai kopi yang biasanya menjadi tempat nongkrong para Crazy Rich Beirut. Selain mobil mewah, yacht juga menjadi pemandangan utama di sini.
Pada siang hari, kunjungi gugusan karang Pigeon's Rocks. Menjelang malam, duduk di tepi pantai sembari menikmati senja yang tenggelam di antara Laut Mediterania dan Gunung Libanon.
Hotel ini merupakan salah satu saki bisu perang saudara yang pernah terjadi di Libanon. Hotel ini hanya berfungsi selama satu tahun sebelum dihancurkan pada tahun 1975.
Reruntuhan hotel ini masih dibiarkan berdiri dan menjadi monumen pengingat konflik yang pernah terjadi.
Sebuah kawasan perumahan kelas atas di Beirut, Saifi Village layak untuk dikunjungi bagi yang ingin berfoto di pemukiman berarsitektur kolonial Prancis.
Reruntuhan ini berada di pusat kota Beirut. Walau sudah tak berfungsi sebagai pemandian, namun masih bisa dikunjungi sebagai situs sejarah Kekaisaran Romawi.
![]() |
Sebelum kalah populer oleh Masjid Mohammad Al-Amin, Masjid Agung Omari merupakan pusat ibadah umat Muslim di Beirut yang paling penting.
Rangka bangunannya pertama kali didirikan untuk kuil Romawi, kemudian diubah menjadi gereja Bizantium, dan kemudian masih menjadi gereja Tentara Salib.
Penguasa Mamluk akhirnya membangun struktur batu pasir saat ini pada abad ke-13, meskipun restorasi baru-baru ini telah mengungkapkan banyak prasasti dari setiap periode.
![]() |
Ada tiga pusat sejarah, seni, dan ilmu pengetahuan yang wajib dikunjungi di Beirut, yakni National Museum of Beirut, Metropolis Art Cinema, Beirut Art Centre, Sursock Museum, dan MIM Mineral Museum.
Yang paling menarik ialah MIM Mineral Museum, yang memiliki 2.000 mineral, mewakili 450 spesies berbeda dari 70 negara, dan dianggap sebagai salah satu koleksi mineral pribadi terpenting di dunia.
Setinggi 8,5 meter dengan diameter 5 meter, The Shrine of Our Lady of Lebanon adalah kuil Maria dan situs ziarah di Lebanon.
Kuil itu milik Patriarkat Maronit yang mempercayakan pemerintahannya kepada Kongregasi Misionaris Lebanon Maronit sejak didirikan pada tahun 1904.
Baik umat Kristiani dan Muslim pasti berkunjung ke sini saat di Beirut.