Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tengah mengembangkan wisata paralayang di Gunung Keramat, Kecamatan Cisolok, yang diharapkan bisa menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Para pilot yang sudah melakukan uji coba terbang tidak kesulitan mencari angin, karena angin selalu ada atau tidak musiman seperti di daerah lain.
Bahkan, jika dibandingkan dengan di Puncak dan Bogor, lokasi wisata paralayang di Gunung Keramat disebut jauh lebih baik karena tidak ada bangunan tinggi yang bisa merusak kualitas angin.
Keunggulan lainnya, saat terbang wisatawan akan disuguhkan keindahan pemandangan objek wisata Geopark Ciletuh Palabuhanratu mulai dari gunung, hutan, hingga laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun belum diresmikan dan dibuka secara umum, ternyata dari hasil uji coba terbang yang dilakukan oleh para pilot paralayang profesional, kondisi angin sangat bagus dan tertinggi di Jabar, sehingga lokasi yang dijadikan destinasi wisata kedirgantaraan ini dinyatakan layak," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Usman Zaelani di Sukabumi, Selasa (18/8), seperti yang dikutip dari ANTARA.
Saat ini pihaknya masih menyusun standar operasional prosedur mulai dari keselamatan pengunjung hingga protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 menjelang pembukaan area wisata paralayang di Gunung Keramat.
Selain itu Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi juga tengah menyiapkan sarana dan prasarana penunjang, karena wisata paralayang harus benar-benar dikelola oleh orang yang profesional, agar tidak ada kesalahan sekecil apapun, terutama yang menyangkut nyawa.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan para pilot paralayang profesional untuk memberikan berbagai masukan sebelum objek wisata ini benar-benar dibuka untuk umum dan tentunya memberikan pelatihan kepada warga sekitar sebab wisata ini baru dan harus mempunyai pengalaman," tambahnya.
Zaenal mengatakan dengan adanya destinasi wisata baru ini diharapkan bisa membangkitkan kembali dunia pariwisata di Kabupaten Sukabumi di era normal baru.
(antara/ard)